Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
6 Jenis Kue Hantaran Lamaran Adat Jawa yang Mengandung Filosofi Mendalam
19 November 2022 11:45 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Biasanya, dalam lamaran terdapat tradisi saling memberikan hadiah atau hantaran yang dikenal dengan istilah seserahan. Seserahan ini menjadi simbol kemampuan calon mempelai pria dalam memenuhi kebutuhan hidup mempelai wanita.
Mengutip buku Membuat Kreasi Hantaran Pengantin tulisan Tri Winarni Sugito dan Ir. Kinanti Roospitasari, dalam adat jawa, upacara hantaran pengantin biasanya dilakukan sehari sebelum upacara pernikahan, tepatnya di malam midodareni. Namun, ada pula yang menyerahkan seserahan tersebut pada hari lamaran dilaksanakan.
Hantaran pengantin yang diberikan dapat berupa aneka kebutuhan mempelai wanita yang dikemas dengan cantik, misalnya suruh ayu (semacam daun yang wangi), pakaian batik, kain kebaya, seperangkat perlengkapan mandi dan kosmetik, hingga kue kering dan basah.
Kue hantaran lamaran adat jawa biasanya dijadikan satu dan ditempatkan di tampah, sejenis nampan berbentuk bundar yang terbuat dari anyaman bambu. Lalu, apa saja jenis kue yang biasa dibawa saat lamaran adat Jawa?
ADVERTISEMENT
Kue Hantaran Lamaran Adat Jawa
1. Jenang
Jenang merupakan salah satu kue hantaran lamaran adat Jawa yang wajib ada. Bukan tanpa alasan, makanan ini mengandung filosofi yang mendalam.
Mengutip buku Perjodohan Rahasia oleh Nana Fattana, kue jenang terbuat dari beras ketan dan memiliki tekstur yang lengket. Ini menjadi simbol harapan bahwa kedua pasangan juga memiliki hubungan yang erat atau lengket sehingga susah untuk dipisahkan.
Selain itu, jenang juga dibuat dengan bekerja sama. Hal ini melambangkan kedua mempelai akan selalu bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain selama mengarungi bahtera rumah tangga kelak.
2. Wajik
Wajik adalah kue basah yang terbuat dari ketan kukus dicampur dengan santan dan gula jawa. Kandungan gula jawa tersebut membuat kue ini berwarna kecokelatan. Setelah kering, adonan wajik dicetak dalam baki atau tampah, baru dipotong-potong jika sudah dingin. Wajik memiliki filosofi yang serupa dengan jenang.
ADVERTISEMENT
3. Kue Lapis
Kue lapis terbuat dari tepung beras, santan, dan gula. Kue ini dikenal dengan ciri khas warnanya yang warna-warni. Proses pembuatan kue lapis cukup memakan waktu. Satu lapisan harus dikukus hingga matang dan mengeras sebelum menambahkan lapisan berikutnya secara berulang.
Pada acara lamaran, kue lapis biasanya dibawa oleh calon mempelai pria sebagai simbol bahwa dirinya siap menjalani kehidupan pernikahan dengan penuh kesabaran dan kelapangan hati.
4. Bugis Mandi
Jenis kue hantaran lamaran adat Jawa selanjutnya yang bisa menghiasi tampah adalah bugis mandi. Ini adalah kue bugis yang disiram dengan kuah santan kental dan dibungkus menggunakan plastik bening atau daun pisang. Manisnya rasa gula yang berpadu dengan gurihnya santan serta parutan kelapa membuat siapa pun yang menyantapnya akan ketagihan.
ADVERTISEMENT
5. Klepon
Klepon terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk menjadi bola-bola kecil. Di dalamnya diisi dengan gula merah sehingga menciptakan perpaduan rasa manis dan gurih.
Tidak hanya memiliki rasa yang lezat, klepon juga mengandung nilai-nilai kebaikan yang dapat dipelajari oleh calon pengantin. Bahan-bahannya yang sedikit dan cara membuatnya yang sangat mudah merupakan lambang kesederhanaan. Kedua mempelai diharapkan menjalani hidup sederhana tetapi tetap damai dan bahagia.
6. Jadah
Jadah merupakan kue yang terbuat dari campuran beras ketan dan santan. Bentuknya yang lengket merupakan ciri khas dari makanan tradisional ini. Proses pembuatannya yang memakan waktu lama bisa menjadi pelajaran bagi kedua mempelai untuk tidak putus asa dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
(ADS)