Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
6 Perbedaan Saham dan Obligasi yang Perlu Diketahui
11 Januari 2024 8:39 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memahami perbedaan saham dan obligasi sangat penting bagi masyarakat yang akan memulai investasi pasar modal. Investasi pasar modal adalah investasi jangka panjang dari imbal hasil (return).
ADVERTISEMENT
Pasar modal (capital gain) memfasilitasi penerbitan dan perdagangan surat berharga, seperti saham dan obligasi. Saham dan obligasi merupakan jenis instrumen investasi yang populer dan banyak diminati saat ini.
Secara garis besar, saham dan obligasi memiliki konsep yang sama. Investor akan mendapat pundi-pundi dengan menanamkan modal ke suatu perusahaan. Meski begitu, keduanya juga memiliki sejumlah perbedaan.
Perbedaan Saham dan Obligasi
Sebelum membahas perbedaan saham dan obligasi , penting untuk memahami definisi dari masing-masing instrumen.
Saham adalah surat berharga berupa bukti penyertaan kepemilikan modal pada suatu perusahaan. Sementara obligasi adalah surat pengakuan utang jangka panjang.
Berikut perbedaan saham dan obligasi sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.
1. Sumber Keuntungan
Perbedaan saham dan obligasi yang utama adalah sumber keuntungan. Dikutip dari buku Teori Portofolio dan Pasar Modal Indonesia oleh dr Sri Handini MM (2020), keuntungan yang dari saham berupa dividen dan capital gain.
ADVERTISEMENT
Dividen adalah pembagian keuntungan dari laba perusahaan, sedangkan capital gain merupakan selisih harga beli saham dengan harga jualnya. Dividen akan dibagikan saat perusahaan memperoleh keuntungan.
Adapun keuntungan obligasi didapat dari bunga pembayaran utang. Keuntungan didapat dari obligasi dilakukan setiap kali penerbit obligasi melakukan pembayaran utang.
2. Masa Berlaku
Masa berlaku saham tidak terbatas. Pemilik dapat menyimpan saham selama mungkin selama perusahaan masih beroperasi dengan baik. Lain halnya dengan obligasi atau surat utang. Di Indonesia, jangka waktu kepemilikan obligasi biasanya 1 hingga 10 tahun.
3. Penerbit
Saham diterbitkan oleh perusahaan terbuka, sedangkan obligasi biasanya diterbitkan oleh pemerintah. Inilah alasan mengapa saham lebih mudah didapatkan dibandingkan obligasi.
Untuk mendapatkan saham, investor dapat mendatangi Bursa Efek Indonesia. Sementara obligasi diperoleh langsung dari pihak-pihak yang menerbitkan obligasi.
ADVERTISEMENT
4. Risiko dan Keuntungan
Keuntungan yang didapatkan dari saham lebih tinggi jika dibandingkan dengan obligasi. Kendati demikian, risikonya juga lebih tinggi jika sewaktu-waktu perusahaan mengalami kerugian. Risiko pada obligasi lebih rendah karena penerbit sudah terikat kewajiban untuk melunasi utang-utangnya.
6. Hak Investor
Tentunya ini tidak berlaku pada obligasi. Investor tidak memiliki hak apa pun untuk berkomentar atau memberikan saran kepada perusahaan penerbit surat utang. Kebijakan penerbit surat atau obligasi mutlak sesuai dengan yang telah didiskusikan pihak internal perusahaan.
(GLW)
ADVERTISEMENT