news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

6 Puasa yang Diharamkan dalam Islam, Apa Saja?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
20 September 2021 15:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kurma sebagai Illustrasi Puasa. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Kurma sebagai Illustrasi Puasa. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Puasa merupakan rukun Islam yang ketiga. Secara etimologis Islam, puasa berasal dari kata shama-yashumu-shauman atau shiyaman yang berarti menahan diri dari sesuatu.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dalam tinjauan terminologis Islam, puasa didefinisikan sebagai suatu ibadah dengan cara menahan diri dari segala perkara yang membatalkannya. Mulai dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari (maghrib).
Menurut Nur Solikhin dalam Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah, puasa dijadikan sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT agar seorang hamba bisa mendapatkan ridha dan hidayah-Nya. Tidak heran jika banyak umat Muslim yang tidak hanya menunaikan puasa wajib seperti di bulan Ramadan, tetapi juga puasa sunah.
Syaikh Hasan Muhammad Ayyub menerangkan dalam buku Panduan Beribadah Khusus Wanita, Islam memiliki empat macam puasa, yakni puasa wajib, puasa sunnah, puasa makruh, dan puasa haram. Mengapa apa puasa yang haram? Seperti apa puasa yang diharamkan dalam Islam? Simak penjelasannya di bawah ini!
ADVERTISEMENT

Puasa yang Diharamkan dalam Islam

Ketupat sebagai Illustrasi Puasa. Foto: Unsplash
Ada beberapa bentuk ibadah puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram untuk dilakukan, baik karena waktunya maupun kondisi pelakunya. Berikut ini enam puasa yang diharamkan dalam Islam, sebagaimana dikutip dari buku Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan oleh Ahmad Sarwat.
1. Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
Tanggal 1 Syawal adalah Hari Raya Idul Fitri bagi umat Muslim. Hari Kemenangan ini harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu, syariat telah mengatur bahwa pada waktu tersebut tidak diperkenankan bagi seseorang untuk berpuasa, bahkan diharamkan.
Hal yang sama juga berlaku pada tanggal 10 Dzulhijah sebagai Hari Raya lain bagi umat Islam, yakni Idul Adha. Pada hari tersebut, umat Muslim diharamkan untuk berpuasa dan disunahkan untuk menyembelih hewan kurban serta membagikannya kepada fakir miskin, kerabat atau keluarga. Tujuannya agar semua orang bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan kurban dan merayakan hari besar.
ADVERTISEMENT
Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa. Sebagaimana diterangkan dalam hadist berikut:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ.
Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Muslim)
2. Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah. Pada tiga hari itu, umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Rasulullah SAW bersabda:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Artinya: “Sesunggunya hari itu (tasyrik) adalah hari makan, minum, dan zikrullah.” (HR. Muslim)
Teh sebagai Illustrasi Puasa. Foto: Unsplash
3. Puasa Khusus Hari Jumat
ADVERTISEMENT
Puasa khusus hanya hari Jumat haram hukumnya bila tanpa dibarengi puasa pada hari sebelum atau sesudahnya. Namun, bila ada kaitannya dengan puasa sunah lain seperti puasa Nabi Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak, hukumnya diperbolehkan.
Aturan ini berdasarkan sabda Rasulullah: "Janganlah kalian khususkan hari Jumat dengan berpuasa, dan tidaklah pula malamnya untuk ditegakkan (shalat)." (HR. Muslim)
Meski begitu, sebagian ulama lain tidak mengharamkan puasa khusus di hari Jumat, tapi hanya memakruhkan. Karena itu, bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa, ia boleh berpuasa.
4. Puasa Pada Hari Syak
Hari syak adalah tanggal 30 Syakban atau waktu di mana seharusnya sudah memasuki bulan Ramadhan, namun hilal (bulan) tidak terlihat. Saat itu, tidak ada kejelasan apakah sudah masuk bulan Ramadhan atau belum.
ADVERTISEMENT
Ketidakjelasan pada saat itu disebut syak. Secara syar'i, umat Islam dilarang berpuasa pada hari tersebut. Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW yang artinya:
Janganlah kalian mendahului bulan Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari sebelumnya. Kecuali bila seseorang memang terbiasa melakukan puasa sunah, silakan melakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Puasa Selamanya
Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa setiap hari atau selamanya. Puasa ini sering disebut dengan shaumul abad. Hukumnya tetap haram meski seseorang merasa sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak sah puasa orang yang puasa selamanya.”(HR. Bukhari dan Muslim).
6. Puasa saat Haid atau Nifas
Diharamkan bagi wanita yang sedang haid atau nifas untuk berpuasa. Seperti diketahui, suci dari haid dan nifas adalah syarat untuk bisa menjalankan puasa.
ADVERTISEMENT
"Rasulullah SAW bersabda: Bukankah salah seorang di antara mereka (kaum wanita) apabila menjalani masa haid tidak mengerjakan sholat dan tidak pula berpuasa? Para sahabat wanita menjawab: Benar." (HR. Bukhari).
(NDA)