Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
9 Adab kepada Allah yang Dapat Diterapkan dalam Kehidupan Sehari-Hari
17 Oktober 2022 18:20 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Allah SWT menciptakan manusia sebagai mahkluk paling dibandingkan semua ciptaan-Nya. Jadi, sudah sepatutnya manusia untuk senantiasa menyembah, memuliakan, serta memelihara adab kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Adab kepada Allah hendaknya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mengutip buku Pendidikan Adab dan Karakter Menurut Hadis Nabi Muhammad SAW susunan Alfen Khairi, M.Pd, dkk., adab kepada Allah merupakan tujuan tertinggi dan paling utama dalam konsep pendidikan adab.
Seseorang dapat dikatakan beradab apabila memerhatikan adabnya kepada Tuhannya. Jika seseorang mengutamakan adabnya terhadap sang Pencipta, maka dapat dipastikan ia juga beradab kepada semua mahkluk.
Begitu pun sebaliknya, ketika seseorang tidak mementingkan adabnya kepada Tuhan, maka dapat dipastikan ia tak menjaga adabnya dalam kehidupan sehari-harinya.
Apa saja adab kepada Allah yang dapat diterapkan umat Muslim? Berikut adalah deretan adab kepada Allah seperti yang dikutip 63 Adab Sunnah susunan Dr. KH. Rachmat Morado Sugiarto, Lc., M.A. al-Hafizh dan buku Pelajaran Adab Islam 1 susunan Suhendri, dkk..
ADVERTISEMENT
Adab kepada Allah
1. Selalu berdzikir kepada-Nya
Rutin membasahi lisan dengan dzikir kepada Allah SWT akan mengangkat kesulitan yang sedang dialami dan dipermudah segala urusannya. Lisan setiap manusia diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah SWT setiap hari.
Dalam sebuah kisah, dari Abdullah bin Busr r.a, ada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam ini telah banyak bagiku, maka beritahulah kepadaku sesuatu yang bisa kupegang selalu." Beliau menjawab, "Hendaklah lisanmu selalu basah karena berdzikir kepada Allah." (HR. Tirmidzi)
2. Berusaha istiqomah dalam menjalankan perintahnya
Allah SWT telah menetapkan jalan kehidupan yang harus ditempuh oleh manusia melalui syariat-Nya. Sehingga, setiap orang harus senantiasa istiqomah, menjalankan perintah-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya.
3. Bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT
Mensyukuri nikmat yang diberikan adalah salah satu bentuk adab kepada Allah SWT. Sikap ini menjadikan manusia sebagai pribadi yang selalu bersyukur atas segala kabaikan dari Allah dan menjauhi sifat kufur nikmat.
ADVERTISEMENT
Dalam surat Al-Baqarah ayat 152, Allah berfirman: “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
4. Takut terhadap siksa-Nya
Menumbuhkan rasa takut atau cemas kepada siksa Allah SWT akan membuat seseorang selalu istiqomah dalam menjalankan segala ibadah. Alhasil, manusia akan takut berbuat dosa karena sesungguhnya azab-Nya sangat pedih.
5. Ikhlas dalam beribadah dan tidak menyekutukan Allah
Manusia hendaknya ikhlas dalam melaksanakan kewajiban beribadah dan menjalankan perintah lainnya. Selain itu, dilarang pula bagi manusia untuk menyekutukan Allah. Bagi yang melakukannya, ia akan mendapatkan dosa besar.
Dalam sebuah hadits, salah seorang sahabat bernama Abdullah ra bertanya kepada Rasulullah, “Aku bertanya, dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?" Beliau menjawab, “Yaitu kamu menjadikan bagi Allah sekutu padahal Dia telah menciptakanmu.” (HR. Bukhari)
6. Bertawakal kepada Allah
ADVERTISEMENT
Tawakal adalah berserah diri kepada Allah setelah berusaha semampu mungkin. Pasrah tanpa terlebih dulu berusaha tidak dapat disebut sebagai tawakal.
Nabi Muhammad bersabda: "Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Dia akan memberikan rizki kepada kalian, sebagaimana Dia telah memberikan rizki kepada burung yang berangkat di pagi hari dalam keadaan kosong dan kembali dalam keadaan kenyang." (HR. Ahmad, Ibnu Majah)
7. Berprasangka baik kepada Allah
Husnudzon kepada Allah adalah berbaik sangka terhadap segala ketentuan dan ketetapan Allah yang diberikan kepada manusia. Dalam surat Al-Hijr ayat 56, Allah berfirman: "Dan tidaklah putus asa dari kasih sayang Tuhannya kecuali orang-orang tersesat".
8. Tidak menyalahkan Allah
Manusia kerap kali langsung menyalahkan Allah atas kejadian atau bencana yang menimpanya. Padahal, hal tersebut adalah sebuah ujian bagi manusia. Dan setiap musibah yang menimpa umat Islam adalah penghapus bagi segala dosa-dosanya.
ADVERTISEMENT
Dari Abu Said Al Khudri dan Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda: "Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kekhawatiran, dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
9. Bertaubat kepada-Nya
Sudah sepatutnya manusia memperbanyak taubat dan tidak putus asa mencari rahmat serta ampunan Allah SAW. Dalam hal ini, Rasulullah telah menjelaskan bahwa di antara sifat manusia adalah banyak berbuat dosa dan kesalahan.
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Artinya: “Semua anak Adam banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang-orang yang banyak berbuat kesalahan adalah orang-orang yang banyak bertaubat.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Mâjah, Ahmad, ad-Dârimi)
(ANS)