Konten dari Pengguna

Adab Bermedia Sosial dalam Ajaran Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
11 Oktober 2021 13:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sosial Media, Sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Sosial Media, Sumber: Pexels
ADVERTISEMENT
Adab merupakan norma atau aturan mengenai kesopanan yang didasari oleh aturan agama. Mengutip buku Adab Muslim Sehari Semalam oleh al-Qismul Ilmi Bi Madarii, adab digunakan dalam interaksi antara manusia secara umum.
ADVERTISEMENT
Dalam ajaran Islam, adab mencakup banyak hal, baik dalam ibadah maupun yang sifatnya duniawi. Adab dalam ajaran Islam bersifat fleksibel karena bisa diterapkan sesuai dengan perkembangan teknologi, salah satunya adalah adab bersosial media.
Ibarat pedang bermata dua, kehadiran media sosial memiliki dampak positif sekaligus negatif bagi manusia. Dalam buku The Dark Side of Social Media oleh Pavica Sheldon, dijelaskan bahwa penggunaan sosial media telah meningkatkan jumlah orang yang mengalami depresi dan penyakit mental lainnya.
Ada banyak media sosial yang digandrungi masyarakat saat ini. Mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, TikTok, dan lain-lain. Menggunakannya secara berlebihan akan menimbulkan dampak yang tidak baik.
Itu mengapa seseorang Muslim harus mengikuti adab yang telah ditentukan dalam ajaran Islam agar bisa menggunakan sosial dengan baik. Bagaimana caranya? Simak ulasan berikut ini!
ADVERTISEMENT
Sosial Media, Sumber: Pexels

Adab Bermedia Sosial

Mengutip dari jurnal Adab Bermedia Sosial dalam Pandangan Islam oleh Juminem, seorang Muslim harus memenuhi sejumlah persyaratan untuk berinteraksi dalam media sosial dengan menjunjung tinggi adab, yaitu:
Umat Muslim harus menyampaikan informasi dengan benar serta memastikan bahwa informasi tersebut kebenarannya sudah diketahui secara pasti. Orang yang mempublikasikan informasi palsu disebut sebagai qaul zur yang berarti kesaksian palsu. Perilaku ini harus dihindari karena orang yang berdusta termasuk golongan munafik.
Prasangka buruk dapat mencemari karakter seseorang yang mungkin tidak bersalah. Prasangka tidak berdasar sangat berbahaya karena bisa memicu orang untuk gibah, fitnah, dan saling menjatuhkan satu sama lain. Umat Muslim harus menjauhi keinginan ikut campur dalam urusan orang lain dan secara sengaja mencari keburukan.
ADVERTISEMENT
Seorang Muslim sepatutnya menghindari konten yang berbau pornografi. Ketika seseorang menyaksikan konten yang vulgar, artinya setan berhasil menggodanya hingga seseorang mengikuti hawa nafsunya. Selain itu, konten yang memaamerkan kesuksesan atau ketampanan/kecantikan yang berlebihan juga harus dihindari karena dapat menimbulkan perasaan iri.
(ADB)