Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Adab Membaca Alquran Sesuai Ajaran Rasulullah SAW
2 Februari 2021 12:03 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Alquran merupakan kitab suci yang diyakini keberadaannya oleh umat Islam. Kitab suci ini diturunkan kepada Rasul utusan Allah melalui Malaikat Jibril pada malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan di Gua Hira.
ADVERTISEMENT
Alquran merupakan salah satu mukjizat terbesar yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW. Turunnya Alquran membuat umat Islam mampu menjalani hidup sesuai dengan pedoman Allah SWT.
Sebagai umat Muslim, dianjurkan untuk senantiasa membaca dan mengamalkan isi Alquran. Namun, perlu diperhatikan juga adab yang diatur oleh Islam saat hendak membaca Alquran. Apa saja?
Adab Membaca Alquran
Seorang Muslim yang hendak membaca Alquran hendaknya dalam keadaan suci dari hadast dan najis. Namun ada beberapa pendapat ulama yang memperbolehkan seorang Muslim membaca dalam keadaan najis.
Ini didasarkan pada pendapat Imam Haromain. “Orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan, hal. 58-59)
ADVERTISEMENT
Sebagai kitab suci yang diyakini kehadirannya, Alquran hendaknya dibaca dalam posisi duduk yang sopan. Ini dilakukan sebagai wujud hormat kita kepada kalamullah (perkataan Allah). Selain itu, dianjurkan juga bagi seorang Muslim menutup aurat dan menjaga sikapnya saat membaca Alquran.
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa saja yang membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami.” (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan)
Rasulullah telah memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatamkan Al-Qur’an setiap satu minggu. Perintah dan anjuran ini dilakukan Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan, dan Zaid bin Tsabit. Mereka mengkhatamkan Al-Qur’an dalam kurun waktu sekali dalam seminggu.
ADVERTISEMENT
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Isra ayat 109:
وَيَخِرُّوۡنَ لِلۡاَذۡقَانِ يَبۡكُوۡنَ وَيَزِيۡدُهُمۡ خُشُوۡعًا
Artinya: Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk
Hendaknya seorang Muslim khusyu’ saat membaca Alquran sehingga timbul perasaan sedih dan menangis karena pengaruh ayat yang menyentuh jiwa dan perasaan. Namun tidak dianjurkan bagi seorang Muslim untuk pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim).
“Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Seorang Muslim hendaknya memperhatikan susunan bacaan Alquran, seperti jelas dan terangnya makhroj huruf, panjang pendeknya bacaan, dan kaidah tajwidnya. Ini dilakukan supaya terdengar alunan lagu dari ayat Alquran yang dibacanya.
ADVERTISEMENT
Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 98:
فَاِذَا قَرَاۡتَ الۡقُرۡاٰنَ فَاسۡتَعِذۡ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيۡطٰنِ الرَّجِيۡمِ
“Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.”
Saat membaca Al-Qur’an, usahakan suara yang dikeluarkan tidak mengganggu orang yang sedang sholat. Tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara pelan dan penuh khidmat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim).
ADVERTISEMENT
(MSD)