Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Adakah Istilah Reinkarnasi Menurut Islam? Ini Penjelasannya
3 Maret 2023 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Reinkarnasi adalah kepercayaan tentang hidup kembalinya roh orang yang mati dalam wujud yang baru. Namun, bagaimana penjelasan reinkarnasi menurut Islam?
ADVERTISEMENT
Menurut Anil Kumar Mysore Nagaraj dkk. dalam Indian Journal of Psychiatry, kepercayaan tersebut diyakini oleh umat dari beberapa agama yang berasal dari wilayah Timur, seperti Hindu, Buddha, dan Jainisme.
Sementara M. Quraish Shihab menjelaskan dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad, penganut paham ini percaya bahwa reinkarnasi dipengaruhi oleh sikap dan keyakinan manusia sebelum mereka mati. Dengan kata lain, ada konsekuensi dari kehidupan sebelumnya.
Lalu, bagaimana dengan agama Islam? Berikut penjelasan lengkap yang dirangkum dari beberapa sumber.
Reinkarnasi dalam Pandangan Islam
Quraish Shihab menegaskan tidak ada paham reinkarnasi dalam agama Islam. Lewat buku berjudul Yasin dan Tahlil Disertai Transliterasi & Makna Tahlil, menurutnya tak ada seorang pun yang mati dapat hidup kembali di bumi dalam bentuk apa pun.
ADVERTISEMENT
Dalam agama Islam, umat Muslim hanya mengenal yaumul ba’ats atau hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hajj ayat 7 yang berbunyi:
وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ
Artinya: Sesungguhnya kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.
Ketiadaan konsep reinkarnasi dalam agama Islam juga diperkuat dengan penjelasan surat Yasin ayat 28 - 32 yang berbunyi:
وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ (٢٨) اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خٰمِدُوْنَ (٢٩) يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ (٣٠) اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ (٣١) وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ࣖ (٣٢)
ADVERTISEMENT
Artinya: Setelah dia (dibunuh), Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya. (Azab mereka) itu cukup dengan satu teriakan saja. Maka, seketika itu mereka mati.
Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya. Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan.
Mereka (setelah binasa) tidak ada yang kembali kepada mereka (di dunia). Tidak ada satu (umat) pun, kecuali semuanya akan dihadirkan kepada Kami (untuk dihisab).
Singkatnya, hanya ada beberapa siklus kehidupan manusia dalam agama Islam. Menurut Malahayati S. Psi. dalam buku Reinkarnasi Menjadi Pribadi Baru yang Sukses, tahap pertama yaitu manusia belum bernyawa saat berada di kandungan seorang ibu.
ADVERTISEMENT
Kemudian, manusia terlahir ke dunia hingga akhirnya meninggal dunia dan dibangkitkan kembali untuk menjalani hisab. Sementara ujung dari perjalanan panjang itu adalah surga dan neraka.
(NSA)