Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Adakah Keistimewaan Orang yang Meninggal di Bulan Ramadhan?
8 Februari 2022 18:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa dalam kalender hijriah. Segala ibadah yang dikerjakan di bulan Ramadhan akan mendapat banyak keutamaan. Lalu, adakah keistimewaan orang yang meninggal di bulan Ramadhan?
ADVERTISEMENT
Sejatinya, terdapat hadits yang menjelaskan tentang golongan hamba Allah SWT yang meninggal dalam keadaan beriman dan mengharapkan ridha Allah akan mendapat jaminan masuk surga. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang mengatakan Laa Ilaha Illalah dengan hanya mengharapkan ridha Allah lalu meninggal dalam keadaan seperti itu, maka dia masuk surga. Barangsiapa yang berpuasa suatu hari dengan hanya mengharapkan ridha Allah lalu meninggal dalam keadaan seperti itu, maka dia masuk surga. Barangsiapa yang bersedekah dengan suatu sedekah dengan hanya mengharapkan ridha Allah lalu meninggal dalam keadaan seperti itu, maka dia masuk surga." (HR Ahmad)
Namun, hadits di atas tidak menyebutkan secara gamblang bahwa jaminan langsung masuk surga tersebut juga berlaku untuk orang yang meninggal di bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Dalam hadits lain dijelaskan, orang yang meninggal saat menjalani puasa, surga akan menjadi tempatnya. Rasulullah bersabda: “Siapa berpuasa sehari dan ikhlas karena Allah, serta menutup akhir hidupnya dengan ibadah itu, maka ia masuk surga." (HR. Ahmad).
Agar menambah pemahaman perihal keistimewaan orang yang meninggal di bulan Ramadhan, simak dua sudut pandang yang berbeda menurut Syaikh Muhammad Musthafa Imarah dalam bukunya yang berjudul 800 Hadits Pilihan dan Penjelasannya.
Pendapat tentang Keistimewaan Orang yang Meninggal di Bulan Ramadhan
Sudut pandang pertama dilihat dari waktu meninggalnya. Allah SWT memang mengistimewakan beberapa waktu meninggal umat Islam. Ada waktu harian seperti sepertiga malam, waktu bulanan, dan waktu tahunan seperti bulan Ramadhan.
Namun, apakah waktu tersebut menjadi jaminan pertanda kebaikan yang akan didapatkan umat Muslim? Jawabannya disempurnakan dengan sudut pandang kedua, yaitu jumlah amal kebaikan yang dikerjakan selama hidup di dunia.
ADVERTISEMENT
Waktu Ramadhan memiliki banyak keistimewaan bagi orang meninggal jika amal saleh yang dikerjakan di dunia juga ditingkatkan. Jadi, kunci utamanya adalah sebanyak apa amal saleh yang mereka kerjakan.
Mungkin saja ada orang kafir yang meninggal pada bulan Ramadhan. Apakah ini menandakan kebaikan? Belum tentu. Sebab, kapan seseorang menemui ajalnya menjadi sebuah ketetapan yang telah diatur oleh Allah SWT.
Hal tersebut selaras dengan firman Allah QS. Al Araf ayat 34 yang artinya:
"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya".
Berdasarkan ayat di atas, manusia tidak bisa memilih ajalnya ingin lebih cepat atau lambat. Artinya, jika seseorang ingin meninggal dalam kebaikan, caranya adalah meningkatkan amal saleh. Sehingga, apabila ajal menjemputnya, ia berpeluang diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah.
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang meningggal dalam keadaan beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan rasul-Nya, baik di bulan Ramadhan atau tidak, Allah SWT akan tetap memperhitungkan amalan baik yang telah diperbuat selama hidupnya.
(VIO)