Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Adat Istiadat Jawa Timur yang Masih Diyakini hingga Kini
18 Desember 2020 18:38 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Adat istiadat adalah aturan atau norma yang dihormati dan dipatuhi oleh masyarakat secara turun temurun. Adat istiadat biasanya memuat nilai dan tata perilaku yang harus dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Setiap wilayah memiliki adat istiadat yang berbeda-beda, begitu pun dengan masyarakat Jawa Timur. Berikut beberapa adat istiadat yang masih dijalankan oleh masyarakat Jawa Timur hingga sekarang.
Upacara Labuh Sesaji
Upacara labuh sesaji merupakan ritual rutin yang diselenggarakan pada Jumat Pon, bulan Ruwah setiap tahunnya. Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Upacara labuh sesaji dilakukan di Telaga Sarangan. Masyarakat setempat meyakini Telaga Sawarna sebagai pemberian Tuhan yang mendatangkan berkah bagi manusia.
Upacara Kasodo
Upacara kasodo biasa dilakukan oleh masyarakat Tengger setiap bulan purnama tiba. Upacara ini dilakukan dengan tujuan meminta limpahan panen, tolak bala, dan permohonan kesembuhan penyakit.
Upacara Temu Manten Pegon
Upacara adat Temu Manten Pegon Jawa Timur adalah proses pertemuan antara pihak mempelai pengantin laki – laki dengan pihak mempelai pengantin perempuan. Tradisi ini terkenal di Kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
Saat prosesi pertemuan pengantin dilaksanakan dengan cara diarak. Tradisi ini cukup menarik karena perayaannya yang meriah.
Upacara Larung Ari-ari
Larung ari-ari adalah upacara tradisi menghanyutkan ari-ari bayi yang baru lahir. Prosesi penghanyutan ari-ari dilakukan bersama kembang 7 rupa, kendil, kain putih, dan jarum ke laut.
Upacara ini biasanya diiringi tembang Macapat yaitu Dhandhang Gula. Sebagian masyarakat masih membudayakan tradisi ini hingga sekarang.
Upacara Tedhak Sinten
Upacara tedhak sinten dilakukan saat anak berumur tujuh bulan. Masyarakat Jawa Timur percaya bahwa tanah mempunyai kekuatan gaib.
Mereka percaya bahwa tanah sejatinya dijaga oleh Bethara Kala. Sehingga si anak perlu dikenalkan kepada Bathara Kala si penjaga, supaya Bathara Kala tidak marah.
(MSD)
ADVERTISEMENT