Konten dari Pengguna

Al Fatih: Gelar untuk Sultan Muhammad II Penakluk Konstantinopel

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
21 September 2021 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alquran. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Alquran. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Al Fatih berasal dari kata Fatih (فاتح) yang artinya pembukaan atau permulaan. Seperti halnya surat Al Fatihah yang menjadi surat pembuka di dalam Alquran.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Al Fatih juga bermakna penakluk atau pemimpin. Sebagaimana dalam bahasa Turki, el-Fatih (الفاتح), yang juga digunakan sebagai gelar untuk Sultan Muhammad II yang berhasil menaklukkan Konstantinopel.
Melansir buku Muhammad Al-Fatih: Penakluk Konstantinopel oleh Syaikh Ramzi Al-Munyawi, sosok Sultan Muhammad II memiliki nama asli Sultan Muhammad Al Fatih. Ia merupakan seorang Khilafah Utsmaniya yang memerintah hampir selama tiga puluh tahun yang diwarnai dengan kemuliaan dan kebaikan bagi kaum Muslimin.

Kisah Sultan Muhammad Al Fatih

Perang. Foto: Unsplash
Meringkas buku Amalan Sunah Pilihan Percepatan Rezeki oleh Ust. Ahmad Zacky El-Syafa, Islam menaklukkan Eropa dipimpin oleh seorang pemuda yang saleh, berusia 21 tahun. Ia bernama Sultan Muhammad Al Fatih.
Sebagai jenderal, ia memimpin laskar Islam menaklukkan benteng terkuat imperium Byzantium, Konstantinopel. Dalam peperang di wilayah Balkan, tantara Utsmani berhadapan dengan tentara Bughanda yang bersembunyi di balik pepohonan yang rapat.
ADVERTISEMENT
Pasukan Utsmani yang melihat mocong meriam yang diarahkan dari pepohonan seketika melakukan tiarap karena posisi tertahan dari serangan mengejutkan tersebut. Kemudian sang Sultan berteriak dengan lantang “Wahai pasukan Mujahidin, jadilah kalian tentara Allah, dan hendaklah ada dalam dada kalian semangat Islam yang membara.
Selanjutnya ia memegang tameng dan menghunuskan pedangnya, serta segera memacu kudanya ke arah paling depan tanpa menoleh kepada apapun. Tindakannya ini memunculkan semangat jihad yang membara, kemudian semua pasukan bergerak dengan gemuruh takbir menyusul komandan tertingginya tersebut.
Pasukan Utsmani berhasil mempora-porandakan pasukan Bughanda serta berhasil memenangkan peperangan. Kota itu pun diubahnya menjadi kota Istanbul. Dari sinilah ia menebar kasih sayang Islam di bumi Eropa.
Illustrasi Kerajaan. Foto: Unsplash
Melansir buku Mukjizat 1/3 Malam oleh Agoes Noer Che, Sultan Muhammad Al Fatih mampu meraih kejayaan kesuksesan hidup ketika usianya relatif sangat muda. Dengan kesuksesannya menjebol bentang Konstantinopel, Islam kian jaya di bumi Eropa sejak abad ke-15.
ADVERTISEMENT
Sebagai pemimpin, namanya harum berkat berbagai pencapaian buah dari keshalihan, keberanian, dan kemuliaan akhlaknya. Ia berhasil mengubah Konstantinopel menjadi Istanbul yang sarat kemajuan. Hal tersebut menandakan bahwa keimanan dan ketakwaan seorang sangat berharga sebagai modal kesuksesan.
Sultan Muhammad Al Fatih memiliki keimanan dan ketakwaan yang luar biasa. Dengan keimanan dan ketakwaan tersebut, ia tumbuh sebagai pribadi yang tenang, berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan, serta mampu mengawasi diri secara luar biasa.
Maka tidak heran ia dinobatkan menjadi pemimpin terbaik. Sebagaimana dikabarkan Rasulullah berabad lampau: “Konstantinopel akan dibebaskan di tangan seorang laki-laki. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang membebaskan kota itu. Dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya.
(NDA)