Konten dari Pengguna

Al Furqan Ayat 2: Allah SWT Pemiliki Langit dan Bumi yang Tidak Beranak

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
30 Desember 2021 10:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alquran. Foto: Adobe Stock
zoom-in-whitePerbesar
Alquran. Foto: Adobe Stock
ADVERTISEMENT
Melalui surat Al Furqan ayat 2, Allah SWT memberitahukan kepada seluruh umat-Nya bahwa Dia yang memiliki kerajaan di langit dan bumi. Dalam ayat ini, Allah juga menyampaikan bahwa Dia tidak beranak dan tidak memerlukan bantuan siapapun karena Dia Mahakuasa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dinyatakan pula jika seluruh alam semesta ini telah diciptakan-Nya dengan ukuran yang tetap, tepat, teliti, dan penuh hikmah. Allah SWT berfirman:
ۨالَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهٗ تَقْدِيْرًا
Artinya: “Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.” (QS. Al Furqan: 2).
Menurut Syaikh Farid al-Anshari dalam kitab berjudul Li Yaddabbaru Ayatih, sesungguhnya ayat di atas bisa menjadi pengakuan seorang Mukmin tentang betapa agungnya Allah SWT. Ayat ini juga bisa menjadi bukti akan tanda-tanda kekuasaan Allah kepada kaum kafir yang enggan mengakuinya.
ADVERTISEMENT

Tafsir Surat Al Furqan Ayat 2

Alquran. Foto: Adobe Stock
Merangkum Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia, pada surat Al Furqan ayat 2, Allah memuji diri-Nya dengan menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW yang disebut sebagai "hamba-Nya" untuk menjadi peringatan bagi alam semesta (manusia dan jin).
Dia menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW agar umat-Nya dapat memahami bahwa itu adalah suatu kitab yang amat penting dan tinggi nilainya di sisi Allah. Tujuan Allah menciptakan Alquran adalah untuk menjadi petunjuk dan pedoman hidup bagi makhluk yang dimuliakan-Nya, yaitu manusia.
Sedangkan tujuan Allah menciptakan hal lain, baik di langit maupun di bumi adalah untuk kepentingan manusia itu sendiri. Selain itu, pada ayat ini, Allah juga menyebut Alquran sebagai al-Furqan yang artinya adalah pembeda, baik hak dan batil serta antara petunjuk dan kesesatan.
ADVERTISEMENT
Alquran adalah kitab terakhir yang diturunkan-Nya untuk seluruh umat manusia di masa Nabi Muhammad sampai hari kiamat. Maka dari itu, Allah memberikannya kepada Nabi Muhammad SAW karena nabi-nabi sebelum beliau hanya diutus untuk kaumnya. Sementara Nabi Muhammad diutus untuk menjadi teladan bagi manusia di segala masa dan di semua tempat.
Demikian pula Allah tidak menyebut nama Nabi Muhammad SAW atau Rasul-Nya dalam ayat tersebut, tetapi Dia menyebut beliau sebagai "hamba-Nya". Tujuannya adalah karena Allah hendak memuliakan Nabi Muhammad dengan gelar itu.
Sebab, Nabi Muhammad merupakan hamba Allah yang hakiki, yaitu manusia yang benar-benar memperhambakan diri sepenuhnya kepada Allah, mengakui keesaan dan kekuasaan-Nya, taat dan patuh menjalankan perintah-Nya, selalu menjadikan petunjuk-Nya sebagai pedoman hidup, mencintai Allah lebih daripada apa pun di dunia ini.
Alquran. Foto: Adobe Stock
Setelah memberitahukan bahwa Alquran adalah al-Furqan, barulah Allah mengakui diri-Nya sebagai pemilik langit dan bumi serta yang berkuasa atas keduanya. Selain itu, Dia juga mengutus dan mengurusnya seseuai hikmah kebijaksanaan-Nya berdasarkan kepentingan dan kemaslahatan masing-masing ciptaan-Nya itu.
ADVERTISEMENT
Allah menyatakan pula bahwa Dia tidak mempunyai anak sebagaimana dituduhkan oleh kaum Nasrani, orang-orang Yahudi, dan kaum musyrikin, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya yang lain:
Dan orang-orang Yahudi berkata, "Uzair putra Allah," dan orang-orang Nasrani berkata, "Al-Masih putra Allah." Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At Taubah: 30).
Selanjutnya Allah menyatakan lagi bahwa Dia tidak bersekutu dengan lainnya dalam kekuasaan-Nya. Allah juga menegaskan bahwa hanya Dialah yang patut disembah dan kepada-Nya sajalah manusia harus memohonkan sesuatu.
Bukan seperti yang dilakukan oleh manusia-manusia yang telah sesat, yang menyembah sesama manusia, berhala dan benda-benda lainnya. Kemudian Allah menyatakan pula bahwa Dialah Pencipta segala sesuatu sesuai dengan hikmah kebijaksanaan-Nya dan mengaturnya menurut kehendak dan ilmu-Nya.
ADVERTISEMENT
(NDA)