Konten dari Pengguna

Alur Proses Air Hujan Menjadi Air Tanah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
18 Agustus 2021 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 14 Oktober 2021 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi air. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi air. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Selain air sungai dan air hujan, air tanah merupakan salah satu sumber untuk mendapatkan air bersih. Air tanah terdapat di lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman website resmi statistik pemerintah Jakarta, jumlah penggunaan air tanah di DKI Jakarta mencapai 8.155.282 m3 pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan air tanah sangat tinggi.
Dari angka tersebut, Jakarta Selatan menggunakan setengah dari total penggunaan air tanah DKI Jakarta sebesar 4.348.123 m3. Hal ini lantaran wilayah Jakarta Selatan banyak didominasi oleh gedung perkantoran dan pemukiman.
Air tanah sendiri bisa berasal dari air hujan, laut, atau magma. Air tanah yang berasal dari air hujan disebut air vados atau air tua. Lalu bagaimana proses terbentuknya air hujan menjadi air tanah? simak penjelasan berikut.

Proses Air Hujan Menjadi Air Tanah

Masuknya air hujan ke dalam tanah ini disebabkan oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Gaya gravitasi menarik air masuk ke dalam permukaan tanah. Sedangkan, gaya kapiler mendistribusikan air tersebut ke sekelilingnya, secara vertikal dan horizontal.
ADVERTISEMENT
Proses air hujan menjadi air tanah dikarenakan adanya proses infiltrasi. Secara garis besar, proses terjadinya infiltasi air ke dalam permukaan tanah dapat dibagi menjadi beberapa poin-poin penting, antara lain:
Ketika jatuh di atas permukaan tanah, air hujan akan terbagi dua jenis. Pertama, yaitu air yang mengalir di permukaan (runoff) dan kedua adalah air yang masuk ke dalam tanah.
Terdapat dua parameter penting yang berkaitan dengan proses infiltrasi yaitu laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Mengutip buku Erosi oleh Prof.Dr.Ir.Irwan Sukri Banuwa,M.Si., berikut penjelasan keduanya:
ADVERTISEMENT
Umumnya, gaya gravitasi cukup dominan pada permukaan tanah yang memiliki pori-pori berukuran besar. Sedangkan, gaya kapiler mendominasi pada permukaan tanah yang memiliki pori-pori berukuran kecil dan rapat.

Faktor yang Memengaruhi Infiltrasi

Ilustrasi Infiltrasi. Foto: Pixabay
Proses infiltrasi merupakan sebuah proses kompleks yang dipengaruhi oleh banyak sekali faktor. Namun, salah satu faktor yang paling menentukan adalah permeabilitas tanah.
Dikutip dari website balittanah.litbang.pertanian.go.id, permeabilitas tanah dapat diartikan sebagai kecepatan bergeraknya cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh.
Secara umum, semakin tinggi permeabilitas tanah maka semakin banyak air yang bisa masuk ke dalam tanah tersebut. Sehingga, semakin tinggi permeabilitas, semakin tinggi pula laju infiltrasinya.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi permeabilitas dan kemampuan tanah untuk meloloskan air:
ADVERTISEMENT
• Tekstur dan struktur tanah
• Kelembaban tanah
• Kegiatan makhluk hidup
• Unsur organik yang ada pada tanah
• Jenis dan kedalaman seresah
• Tutupan tanah
Tanah yang memiliki tekstur remah akan memiliki kapasitas infiltrasi yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang liat. Sedangkan tanah yang sudah jenuh dengan air (kelembaban tinggi) cenderung memiliki kapasitas infiltrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah kering.
Untuk bisa mengakses air tanah, perlu dibangun sumur. Tinggi air sumur menunjukkan tinggi muka air tanah. Tinggi muka air tanah di setiap daerah tentunya berbeda-beda, tergantung pada banyaknya air yang meresap ke dalam tanah.
(IPT)