Konten dari Pengguna

Amar Ma'ruf Nahi Munkar: Perintah, Makna, dan Contoh Sikapnya dalam Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
23 Desember 2021 12:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi amar maruf nahi munkar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi amar maruf nahi munkar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Amar ma’ruf nahi munkar merupakan prinsip utama yang harus dipegang oleh umat Islam. Prinsip ini menekankan pada perintah menyeru kebaikan dan mencegah keburukan. Dalam surat Ali Imran ayat 104, Allah Swt berfirman:
ADVERTISEMENT
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Dalam ayat tersebut, Allah mengatakan bahwa orang yang menyeru amar ma’ruf nahi mungkar termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung. Sebab, mereka akan selalu dinaungi oleh kebenaran dan dijauhkan dari keburukan.
Di balik itu, amar ma'ruf nahi munkar ternyata mengandung makna yang lebih dalam. Apakah itu? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Makna Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Contoh Sikapnya

Sejatinya, Islam adalah agama yang membawa kebenaran. Maka, amar ma’ruf nahi munkar dapat diartikan sebagai sikap menyeru pada ajaran Islam dan mencegah segala hal yang bertentangan dengannya.
Ilustrasi mengajarkan anak mengaji Foto: Shutterstock
Dalam jurnalnya yang berjudul Mengutip Konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ ‘Ulumuddin dan Relevansinya dengan Dakwah Zaman Modern di Indonesia (2019: 41), Mar’atus Sholihah mengatakan bahwa amar ma’ruf nahi munkar erat kaitannya dengan akhlak seseorang.
ADVERTISEMENT
Dalam praktiknya, orang yang menerapkan prinsip ini akan melaksanakan rencana-rencana perbaikan akhlak dan mencegah dirinya dari kejahatan yang merusak.
Kemudian disebutkan pula dalam sebuah riwayat lain bahwa amar ma’ruf nahi munkar erat kaitannya dengan iman seseorang. Dari Abu Sa'id al-Khudriy, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa di antara kamu melihat kemunkaran, hendaklah ia mencegah kemunkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim, no. 49)
Dalam hadits tersebut dikatakan bahwa kemunkaran hendaknya dicegah semaksimal mungkin. Umat Muslim harus menggunakan tangan, lisan, dan hatinya dalam mencegah kemunkaran. Sebab, ini adalah bagian daripada iman.
Ilustrasi berdoa. Foto: Shutter Stock
Dalam perbuatan ma’ruf, umat Muslim juga perlu mengamalkannya semaksimal mungkin. Menurut Ash-Shabuni (1997:220) dalam kitab tafsirnya, ma’ruf mencakup perbuatan yang diperintahkan oleh syariat dan bisa diterima oleh akal sehat.
ADVERTISEMENT
Adapun contoh perbuatannya sangat beragam, di antaranya mengamalkan rukun Islam, bersikap jujur, sabar, membantu orang yang membutuhkan, sedekah, silaturahmi, menghormati orang tua, dan lain-lain.
Dalam pandangan Islam, menyeru kepada kebenaran dan menegakkannya, menafkahkan harta di jalan Allah SWT, dan berjuang melawan kezaliman merupakan perbuatan penting yang ditekankan dalam amar ma’ruf nahi munkar.
Sehingga, sudah menjadi kewajiban manusia untuk menghidupkan dan memelihara perbuatan tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya:
"Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.”(QS. Ali Imron : 114)
(MSD)