Apa Hukum Ziarah Kubur bagi Wanita Haid? Ini Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2022 8:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hukum ziarah kubur bagi wanita haid. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hukum ziarah kubur bagi wanita haid. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ziarah kubur merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan Rasulullah SAW. Dengan berziarah, manusia diharapkan selalu mengingat kematian dan tak lupa mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat yang kekal.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas IX terbitan Bumi Aksara, kata ziarah berasal dari bahasa Arab yang artinya “mendatangi” atau “mengunjungi”. Secara istilah, ziarah kubur dapat didefinisikan sebagai kegiatan mengunjungi makam keluarga, kerabat, atau para ulama.
Pada awal masa Islam, Rasulullah SAW pernah melarang umatnya untuk melakukan ziarah kubur. Itu karena kekhawatiran beliau dengan kebiasaan kaum Jahiliyah yang berziarah untuk tujuan tertentu seperti menyembah atau meminta tolong kepada orang mati.
Ketika umat Islam dianggap sudah memiliki pemahaman yang kuat mengenai ketauhidan, Rasulullah SAW memperbolehkan kegiatan ziarah kubur dalam rangka mendoakan ahli kubur dan mengingat kematian.
Lantas, bagaimana hukum ziarah kubur bagi wanita haid? Apakah diperbolehkan? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
ADVERTISEMENT

Hukum Ziarah Kubur bagi Wanita Secara Umum

Ilustrasi ziarah. Foto: Pixabay
Sebagian besar ulama fiqih sepakat bahwa hukum ziarah kubur bagi laki-laki adalah sunnah. Akan tetapi, terdapat perbedaan pendapat dari berbagai mazhab mengenai hukum berziarah bagi wanita. Dihimpun dari buku A-Z Ziarah Kubur dalam Islam karya Firman Arifandi, berikut adalah hukum ziarah kubur bagi wanita dalam beberapa mazhab.

1. Mazhab Imam Hanafi

Dalam mazhab Hanafi, hukum ziarah kubur bagi wanita disesuaikan dengan kondisinya. Apabila ada kekhawatiran wanita tersebut akan menangis dan meratap histeris di kuburan atau menimbulkan fitnah, maka hukumnya adalah haram.
Namun, ziarah menjadi diperbolehkan bagi wanita jika kegiatan tersebut justru membuatnya mengingat kematian, tafakur, dan mengambil hikmah tanpa menangis berlebihan.

2. Mazhab Imam Maliki

Pandangan mengenai ziarah kubur dalam mazhab ini hampir mirip dengan mazhab Hanafi. Secara umum, hukum berziarah bagi wanita adalah boleh (mubah), selama tidak menimbulkan fitnah dan tangisan histeris.
ADVERTISEMENT
Hukum ziarah kubur bagi wanita menjadi haram ketika wanita yang berusia muda dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah, terutama saat datang bersama kerabat laki-laki yang bukan muhrimnya.

3. Mazhab Imam Syafi’i dan Hanbali

Menurut mazhab Syafi’i, hukum ziarah kubur bagi wanita adalah makruh, bukan haram. Wanita yang berziarah kubur tidak berdosa, tetapi akan lebih baik apabila tidak melakukannya.
Pendapat serupa juga dipegang oleh para ulama dari mazhab Hanbali. Ziarah kubur bagi wanita boleh dan tidak berdosa, namun lebih baik jika dilakukan tanpa rintihan kesedihan.

Hukum Ziarah Kubur bagi Wanita Haid

Ilustrasi hukum ziarah bagi wanita haid. Foto: Pexels
Menurut kitab Mughnil-Muhtaj yang ditulis oleh An-Nawawi, Al-Mu’tamad Fiqh menetapkan bahwa ziarah kubur bagi wanita diperbolehkan, khususnya makam Nabi Muhammad SAW, para nabi, dan para syuhada lainnya. Hal ini tercantum dalam hadist riwayat Imam Al -Hakim.
ADVERTISEMENT
أَنَّ عَائِشَةَ أَقْبَلَتْ ذَاتَ يَوْمٍ مِنَ الْمَقَابِرِ فَقُلْتُ لَهَا: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ، مِنْ أَيْنَ أَقْبَلْتِ؟ قَالَتْ: مِنْ قَبْرِ أَخِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ، فَقُلْتُ لَهَا: أَلَيْسَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ، «كَانَ قَدْ نَهَى، ثُمَّ أُمِرَ بِزِيَارَتِهَا
Artinya: "Suatu hari Aisyah datang dari kuburan. Lalu aku bertanya, 'Wahai Ummul Mukmunin, anda dari mana? Dia menjawab, dari kuburan saudaraku, Abdurrahman bin Abu Bakar. Aku bertanya lagi padanya, Bukankah Rasulullah SAW, telah melarang ziarah kubur? Dia menjawab, 'Benar, beliau memang dulu melarangnya kemudian beliau memerintahkannya." (HR. Imam Al-Hakim)
Mengacu dari pendapat tersebut, wanita yang sedang haid diperbolehkan berziarah selama tidak menimbulkan fitnah atau menangis histeris. Selain itu, ziarah harus dilakukan dengan tujuan mengingat kematian dan akhirat.
ADVERTISEMENT
Hukum ziarah bagi wanita juga telah dijelaskan oleh Sekretaris PCNU Bandung, KH. Wahyul Afif Al-Ghafiqi. Beliau mengatakan bahwa perempuan tidak dilarang melakukan ziarah kubur, baik dalam keadaan suci dari haid maupun tidak.
Ibadah yang dilarang bagi wanita haid hanya sholat, tawaf, menyentuh dan membaca mushaf Al-Quran, berdiam diri di Masjid, berhubungan suami istri, dan berpuasa. Tidak ada larangan terkait ibadah ziarah kubur bagi perempuan yang haid.
(AAA)