Konten dari Pengguna

Apa Itu Butterfly Effect, Teori tentang Kekacauan di Masa Mendatang?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
8 Juni 2022 16:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi butterfly effect. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi butterfly effect. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Butterfly effect atau efek kupu-kupu adalah teori yang membahas tentang kekacauan akibat dari kejadian di masa lalu. Dalam teori ini, kesalahan kecil yang terjadi di suatu masa diyakini bisa menimbulkan masalah dan konsekuensi besar di masa depan.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, butterfly effect memiliki dampak non-militer pada sistem yang sangat kompleks. Mengutip situs Scholar Pedia, teori ini pertama kali dikenalkan oleh seorang ahli meteorolog bernama Edward N Lorenz.
Dalam penelitiannya, Lorenz mendefisinisikan butterfly effect sebagai hubungan antara kupu-kupu dan angin tornado. Kala itu, ia melihat kepakan sayap kupu-kupu mampu membawa perubahan kecil dalam tekanan udara dan menyebabkan angin tornado di Amerika.
Perubahan tersebut membawa dampak yang besar bagi lingkungan sekitar. Agar lebih memahamiya, berikut penjelasan tentang apa itu butterfly effect selengkapnya untuk Anda.

Butterfly Effect dan Teori Kekacauan

Belakangan, para ilmuwan menyadari pentingnya penemuan Lorenz tentang butterfly effect. Teori kekacauan ini dapat digunakan untuk memprediksi perilaku sistem yang secara inheren tidak dapat diprediksi.
Ilustrasi butterfly effect. Foto: pixabay
Tanpa sadar, Anda sebenarnya sudah melihat contoh butterfly effect dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari cuaca, perubahan iklim, kemacetan, limbah sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Ada banyak efek tidak langsung dari perubahan iklim tersebut. Salah satunya bisa menyebabkan berbagai ketidaksesuaian seperti persebaran lokasi spasial hewan dan tanaman inangnya.
Akibatnya, sistem rantai makanan pun tidak dapat berjalan dengan normal. Satu perubahan kecil tersebut menimbulkan banyak konsekuensi yang harus ditanggung secara bersama-sama.
Mengutip situs How Stuff Works, pemahaman yang lebih baik tentang butterfly effect seharusnya bisa menjadi langkah penting untuk mengurangi kekacauan ini. Sederhananya, menjaga alam sedekat mungkin dengan keadaan aslinya adalah hal yang paling utama.
Sifat ekosistem sangat kompleks. Hilangnya satu spesies mungkin tidak langsung memberikan efek kekacauan. Namun lambat laun, fenomena ini dapat berdampak buruk pada keseluruhan sistem.
Ilustrasi butterfly effect. Foto: pixabay
Tidak hanya soal lingkungan dan kenampakan alam, butterfly effect juga bisa berdampak pada tatanan hidup masyarakat. Salah satu contohnya terjadi pada tahun 1919, ketika Perang Vietnam cukup menghebohkan dunia.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, Woodrow Wilson menerima sepucuk surat dari seorang sosialis muda yang ingin bertemu dengannya. Ia ingin bertukar pikiran dan menyampaikan paham-paham idealis kepada Wilson.
Namun karena sibuk, Wilson tidak sempat membalas surat tersebut. Singkat cerita, sosialis muda tersebut akhirnya pergi ke Rusia untuk mempelajari paham komunisme. Di sana, ia diajak berdiskusi.
Ternyata diskusi tersebut berujung bencana. Dengan paham yang dianutnya, sosialis muda tersebut mulai memimpin kelompok komunis dan membagi Vietnam menjadi dua kubu. Akibatnya, terjadilah Perang Vietnam.
Kalau saja Wilson membalas surat tadi dan menerima ajakan sosialis muda untuk berdiskusi, maka Perang Vietnam tidak akan pernah tercipta. Inilah bukti nyata bahwa butterfly effect memberikan dampak kekacauan yang besar.
(MSD)
ADVERTISEMENT