Konten dari Pengguna

Apa itu Deepfake? Ini Penjelasan dan Cara Mendeteksinya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
2 Mei 2025 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi deepfake. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi deepfake. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perkembangan artificial intelligence (AI) di era digital ini bak pedang bermata dua bagi kehidupan. Selain bermanfaat untuk memudahkan pekerjaan manusia, perkembangan AI juga menimbulkan bahaya, salah satunya dengan fenomena kemunculan deepfake.
ADVERTISEMENT
Deepfake menjadi fenomena yang sangat diwaspadai dalam beberapa tahun belakangan ini. Sebab, kemunculannya sering digunakan untuk hal-hal negatif, seperti penipuan, pencemaran nama baik, dan sejenisnya.
Meskipun ada juga yang kadang membuat konten deepfake sebagai hiburan semata, tapi tak dapat dimungkiri bahwa dampak negatifnya juga tak kalah besar.
Sebenarnya, apa itu deepfake? Simak penjelasan lebih lanjutnya dalam artikel ini.

Apa itu Deepfake?

Ilustrasi deepfake. Foto: Shutterstock
Dikutip dari Tech Target, deepfake adalah teknologi untuk menghasilkan video atau audio palsu yang tampak meyakinkan dengan menggunakan AI. Biasanya, konten deepfake menggunakan sumber video atau audio yang sudah ada, kemudian wajah atau suara di dalam konten itu ditukar dengan orang lain.
Deepfake juga bisa menciptakan konten yang baru. Jadi, seseorang dapat digambarkan melakukan atau mengatakan sesuatu yang kenyataannya tidak pernah mereka lakukan atau katakan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Secara umum, deepfake dibuat menggunakan dua jenis algoritma, yakni generator dan diskriminator. Generator membangun set data berdasarkan output yang diinginkan. Dengan kata lain, algoritma ini menciptakan konten digital palsu yang masih mentah di awal.
Sementara itu, diskriminator berfungsi untuk menganalisis seberapa realistis atau palsu konten awal yang dibuat generator. Proses ini diulang berkali-kali, sampai generator bisa menghasilkan konten yang lebih matang, dan diskriminator menjadi lebih terampil dalam menemukan kekurangan yang harus diperbaiki generator.
Itulah mengapa hasil video atau audio deepfake terlihat begitu nyata, karena memang prosesnya cukup panjang dan teliti. Meskipun prosesnya rumit, tapi sebenarnya waktu pembuatan konten deepfake cukup singkat.
Menurut laporan Increasing Threat of Deepfake Identities dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, ada beberapa software AI yang umumnya digunakan untuk membuat deepfake dalam hitungan menit, yaitu Deep Art Effects, Deepswap, Deep Video Portraits, FaceApp, FaceMagic, MyHeritage, Wav2Lip, Wombo, dan Zao.
ADVERTISEMENT

Cara Mendeteksi Deepfake

Ilustrasi deepfake. Foto: Shutterstock
Salah satu bahaya besar yang ditimbulkan deepfake adalah penyebaran informasi palsu. Nah, agar tidak tertipu, simak cara mendeteksi konten deepfake yang dikutip dari laman BBC UK berikut ini:

1. Fitur Objek dalam Video

Meskipun AI bisa membuat video yang kelihatan nyata, tapi hasilnya tidak akan sesempurna buatan manusia. Jadi, perhatikan fitur objek dalam video yang Anda lihat. Cobalah untuk teliti dalam memperhatikan apakah jumlah jari-jarinya sudah tepat, matanya kelihatan nyata, dan sebagainya.

2. Cek Fakta

Ketika melihat sebuah video informasi yang kontroversial, segera cek fakta terkait video itu. Tanyakan kapan videonya direkam, lalu cocokkan tempat pengambilan gambarnya dengan situasi di hari itu. Misalnya, apakah cuacanya sudah sesuai dengan hari atau lokasinya, dan lain-lain.
Kalau informasinya dalam bentuk audio di media sosial, segera cek kebenaran informasi itu dari sumber lain yang lebih tepercaya, seperti pakar atau profesional.
ADVERTISEMENT

3. Gerakan

Biasanya, gerakan objek dalam video deepfake akan tampak seperti kartun, tidak natural layaknya manusia sungguhan. Jadi, perhatikan gerak-gerik objek dengan teliti.
Selain itu, dengarkan intonasi suaranya. Jika terdengar seperti robot yang monoton, bisa jadi itu konten deepfake.
(DEL)