Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Apa Itu Hari Raya Galungan dan Kuningan yang Dirayakan Umat Hindu?
10 November 2021 10:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setiap agama, termasuk Hindu, memiliki hari raya besar keagamaan yang dijadikan momentum bagi umatnya untuk melaksanakan ajaran mereka. Agama Hindu memiliki beberapa hari raya yang dikelompokkan dalam perayaan Pawukon dan Sasih.
ADVERTISEMENT
Perayaan Pawukon dan sasih memiliki arti terpisah dan tradisi ritual yang berbeda. Dalam bahasa Sansekerta, hari raya agama Hindu dikenal juga dengan istilah Utsava. Selama hari raya tersebut, umat Hindu akan mengesampingkan urusan duniawi dan lebih khusyuk beribadah kepada Tuhan.
Ada banyak hari raya agama Hindu yang diperingati setiap tahun dengan ritual dan tradisi berbeda. Hari Raya Galungan dan Kuningan menjadi salah satunya yang penting untuk diperingati. Apa itu hari raya Galungan dan kuningan?
Hari Raya Galungan dan Kuningan
Galungan dan Kuningan adalah hari raya agama Hindu untuk memperingati kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kebatilan). Hari raya ini berlangsung selama 10 hari yang dihiasi dengan ritual tertentu.
Secara harfiah, kata Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti menang atau bertarung. Galungan juga berarti dungulan yang artinya menang. Suharta dalam buku Agama Suku, Hindu, dan Budha (2019) menyebutkan bahwa Hari Raya Galungan adalah hari memperingati terciptanya alam semesta beserta segala isinya.
ADVERTISEMENT
Pada Hari Raya Galungan, Sang Hyang Widhi dipercaya akan menurunkan anugerah-Nya kepada umat. Anugerah ini bisa berupa kekuatan iman, kesucian batin, dan ketentraman jiwa untuk melawan adharma atau kebatilan.
Untuk itu, umat Hindu perlu melakukan persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan Dewa Batara dengan segala manifestasinya. Ini dilakukan sebagai tanda syukur atas rahmat dan keselamatan yang telah diberikan kepada mereka.
Hari Raya Galungan biasanya dilaksanakan tepat pada Budha Kliwon Wuku Dungulan. Pada saat itu, umat Hindu meyakini bahwa para bhuta kala telah ditundukkan di hari Penampahan Galungan. Sehingga, mereka pun meyambutnya dengan suka cita.
Kemudian, 10 hari setelahnya, umat Hindu akan melanjutkan perayaan dengan Hari Raya Kuningan yang jatuh pada Sabtu Kliwon Wuku Kuningan. Pada momen ini, umat akan melakukan pemujaan kepada para Dewa untuk memohon keselamatan, kedirgahayuan, perlindungan, dan tuntunan lahir batin.
Mengutip buku Pendidikan Toleransi Sasak Muslim Bali Hindu di Kota Mataram karya Dr. Lalu Khotibul Umam, perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan biasanya ditandai dengan berbagai macam atribut seperti penjor. Penjor ini terbuat dari bambu dan dipasang sebagai simbol persembahan kepada Bhatara di Gunung Agung.
ADVERTISEMENT
Keberadaannya secara tidak langsung membawa tradisi, kepercayaan, serta ritual keagamaan yang diwariskan secara turun temurun oleh umat Hindu di Indonesia.
Tahun 2021, Hari Raya Galungan dan Kuningan bertepatan dengan tanggal 10 November. Di Bali, pelaksanaan hari raya ini biasanya disambut dengan suasana yang sangat meriah. Itu mengapa Hari Raya Galungan dan Kuningan juga kerap disebut sebagai hari "pawedalan jagat" atau "otonan gumi".
(MSD)