Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Itu Konjungsi Temporal dalam Bahasa Indonesia? Ini Penjelasannya
20 November 2024 12:03 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu pembahasan penting dalam mempelajari bahasa Indonesia adalah memahami apa itu konjungsi temporal . Pasalnya, istilah ini merupakan elemen penting yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan waktu dalam kalimat.
ADVERTISEMENT
Mengutip E-Modul Bahasa Indonesia kelas XI terbitan Kemdikbud, penggunaan konjungsi temporal adalah untuk menggambarkan urutan peristiwa atau kejadian dalam waktu tertentu.
Guna mengetahui lebih lanjut tentang apa itu konjungsi temporal, simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Konjungsi Temporal dalam Bahasa Indonesia
Pada dasarnya, konjungsi adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antarbagian dalam kalimat. Mengutip buku Cara Mudah Memahami Teks Prosedur karya Ade Novita Sari, pengertian konjungsi temporal adalah kata hubung atau kata sambung yang menunjukkan waktu.
Konjungsi temporal menghubungkan klausa atau kalimat dengan memberikan keterangan waktu kapan sesuatu terjadi.
Dalam penggunaannya, konjungsi temporal dapat dibedakan menjadi dua kategori berdasarkan tingkat kesejajaran (sederajat) atau ketidaksederajatan antara klausa-klausa yang dihubungkan. Berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT
1. Konjungsi Temporal Sederajat
Konjungsi temporal sederajat menghubungkan dua klausa atau kalimat yang setara dan memiliki hubungan logis yang sejajar. Konjungsi ini tidak boleh diletakkan di awal atau akhir kalimat dan umumnya digunakan untuk menyatakan urutan kejadian.
Contoh konjungsi temporal sederajat, yaitu:
2. Konjungsi Temporal Tidak Sederajat
Konjungsi temporal tidak sederajat menghubungkan klausa yang tidak sederajat, yaitu klausa utama dan klausa subordinatif. Konjungsi tidak sederajat dapat ditempatkan di awal, tengah, atau akhir kalimat dan digunakan untuk menunjukkan hubungan waktu dengan klausa yang lebih bergantung.
ADVERTISEMENT
Contoh konjungsi temporal tidak sederajat:
Fungsi dan Ciri-ciri Konjungsi Temporal
Dikutip dari Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya dengan judul Penggunaan Konjungsi Subordinatif Kausal dan Temporal dalam Teks Berita, dengan adanya konjungsi temporal, pembaca kemungkinan besar akan lebih paham dengan maksud dari tulisan.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, mereka tidak akan kebingungan membaca suatu kalimat atau paragraf karena tidak adanya kata penghubung. Masih dari sumber yang sama, beberapa ciri-ciri dari konjungsi temporal adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Ragam Konjungsi dalam Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia, ada banyak jenis konjungsi selain konjungsi temporal. Mengutip buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan karya Taufiqur Rahmani, berikut ini adalah jenis-jenis konjungsi selain konjungsi temporal.
1. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang setara. Contoh konjungsi koordinatif adalah "dan," yang menyatukan dua elemen, "Atau" menyatakan pilihan.
"Tetapi" menunjukkan perlawanan, “Melainkan" menyatakan kontras setelah penyangkalan, dan juga "Sedangkan" menunjukkan perbedaan, seperti "Saya suka musik klasik, sedangkan adik saya suka musik pop."
2. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif menghubungkan klausa utama dengan klausa subordinatif yang memberikan informasi tambahan. Misalnya, "karena" menyatakan sebab, "Meskipun" menunjukkan kondisi bertentangan.
"Jika" menyatakan syarat, "Ketika" menunjukkan waktu, "Sehingga" menyatakan akibat, dan juga "Supaya" menunjukkan tujuan.
ADVERTISEMENT
3. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat menghubungkan dua kalimat yang berbeda tetapi memiliki hubungan makna. Contohnya adalah "oleh karena itu," yang menyatakan kesimpulan, "Selain itu" menyatakan tambahan informasi.
"Kemudian" menunjukkan urutan waktu, juga "Bahkan" yang menyatakan penekanan.
4. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah pasangan konjungsi yang digunakan bersama-sama untuk menghubungkan dua elemen yang setara. Contohnya adalah "baik...maupun," seperti dalam kalimat "Baik kamu maupun saya harus bertanggung jawab."
"Tidak hanya...tetapi juga" menyatakan tambahan informasi, "Entah...entah" menyatakan ketidakpastian, dan juga "Begitu...sehingga" menunjukkan sebab dan akibat.
5. Konjungsi Penegas
Konjungsi penjelas menghubungkan klausa atau kalimat yang memberikan penjelasan lebih lanjut. Contohnya adalah "yakni," yang memperinci elemen sebelumnya.
"Yaitu" juga memperinci elemen sebelumnya, dan juga "Seperti" menyatakan contoh atau perbandingan.
6. Konjungsi Aditif
Konjungsi aditif berfungsi untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa, klausa, atau kalimat yang kedudukannya sederajat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, konjungsi ini berfungsi untuk menambahkan informasi baru yang mendukung atau melengkapi ide sebelumnya. Contoh dari konjungsi ini adalah dan, lagi pula, serta dan lain sebagainya.
7. Konjungsi Disjungtif
Kemudian ada konjungsi disjungtif yang menghubungkan dua unsur sederajat dengan tujuan memilih salah satu dari dua hal atau lebih.
Contoh dari konjungsi disjungtif antara lain adalah atau, maupun, baik, dan entah.
8. Konjungsi Final
Konjungsi final berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan. Contoh kata yang dipakai dalam konjungsi ini antara lain adalah supaya, untuk, agar, dan guna.
9. Konjungsi Perbandingan
Kata penghubung atau konjungsi perbandingan berfungsi untuk menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan dua hal tersebut.
Contoh katanya adalah sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, daripada.
ADVERTISEMENT
10. Konjungsi Pertentangan
Ada juga konjungsi pertentangan yang berfungsi sebagai kata penghubung antardua kalimat sederajat yang saling bertentangan. Biasanya, posisi kalimat kedua lebih penting dibanding kalimat pertama.
Contoh kata yang bisa digunakan sebagai konjungsi pertentangan adalah sebaliknya, padahal, melainkan, akan tetapi, sedangkan, namun.
11. Konjungsi Syarat
Konjungsi syarat menjelaskan suatu hal bisa terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.
12. Konjungsi Tak Bersyarat
Sedangkan, untuk konjungsi tak bersyarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa syarat- syarat yang harus dipenuhi.
Contoh kata sambung yang bisa gunakan adalah walaupun, meskipun, dan biarpun.
13. Konjungsi Situasi
Konjungsi ini merupakan kata hubung yang menggambarkan suatu perbuatan yang terjadi, atau berlangsung dalam keadaan tertentu.
ADVERTISEMENT
Contoh kata yang biasa digunakan dalam konjungsi ini adalah sedang, sedangkan, padahal, dan sambil.
14. Konjungsi Penanda
Selanjutny,a untuk konjungsi penanda menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Kata-kata yang ada dalam konjungsi ini adalah misalnya, umpama, dan contoh
konjungsi lain yang termasuk dalam jenis ini adalah konjungsi pengutamaan. Sedangkan untuk contoh katanya antara lain adalah yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama.
15. Konjungsi Pembatasan
Jenis konjungsi yang terakhir adalah konjungsi pembatasan. Kata hubung ini memiliki makna menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dilakukan.
Untuk contoh kata penghubung yang bisa digunakan adalah kecuali, selain, asal, dan banyak lainnya.
Dengan memahami apa itu konjungsi temporal dan beberapa jenis konjungsi lainnya, Anda dapat membuat kalimat yang lebih terstruktur, logis, dan mudah dipahami.
ADVERTISEMENT
Baik kalimat verbal atau tulisan akan mudah dipahami dengan adanya penggunaan konjungsi yang sesuai dengan fungsinya.
(SFN)