Konten dari Pengguna
Apa Itu Logam Tanah Jarang? Ini Penjelasan dan Manfaatnya
18 Agustus 2025 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
Kiriman Pengguna
Apa Itu Logam Tanah Jarang? Ini Penjelasan dan Manfaatnya
Indonesia memiliki cadangan logam tanah jarang yang melimpah di beberapa wilayah. Sebenarnya, apa itu logam tanah jarang? Berita Hari Ini
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Beragam hasil tambang, mulai dari mineral hingga logam mulia, tersimpan di perut bumi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu SDA yang sedang banyak dibicarakan adalah Logam Tanah Jarang (LTJ), di mana ini dianggap sangat penting untuk teknologi masa depan. Menariknya, Indonesia diperkirakan memiliki cadangan LTJ dalam jumlah besar.
Fakta ini tentu bisa menjadi peluang baru, baik untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi maupun memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional melalui hilirisasi dan industrialisasi.
Lantas, apa sebenarnya logam tanah jarang itu? Bagaimana hal ini bisa mendukung masa depan yang berkelanjutan? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini.
Apa Itu Logam Tanah Jarang?
Mengutip laman resmi Kementerian ESDM, logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REEs) adalah kelompok logam dengan sifat khusus yang penting bagi teknologi modern. Karena sifatnya yang esensial, LTJ kini dianggap sebagai salah satu komoditas strategis dunia.
ADVERTISEMENT
Istilah “jarang” di sini merujuk pada keberadaannya yang terbatas di alam. Meski jumlahnya sedikit, permintaan terhadap LTJ terus meningkat. Pemicunya adalah kebutuhan industri hilir yang semakin berkembang pesat.
Keterbatasan cadangan dan tingginya permintaan membuat LTJ memiliki nilai strategis tinggi. Banyak negara bahkan menjadikannya sebagai komoditas penting dalam perdagangan global.
Pemanfaatan LTJ pun bisa mencakup banyak hal, terutama di bidang teknologi. Unsur-unsurnya digunakan dalam pembuatan smartphone, komputer, perangkat elektronik, hingga energi terbarukan seperti baterai kendaraan listrik dan turbin angin.
Dituliskan dalam buku Logam Tanah Jarang karya Denny Noviansyah, ada 17 unsur kimia di dalam mineral ini, yaitu: lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium, (Lu) Scandium (Sc), dan Y (Yttrium).
Dari sisi geologi, LTJ terbagi atas endapan primer dan endapan sekunder. Endapan primer terbentuk melalui proses magmatik dan hidrotermal. Sedangkan endapan sekunder berasal dari pelapukan serta sedimentasi di sungai, pantai, delta, atau kipas aluvial.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, LTJ lebih banyak ditemukan dalam endapan sekunder yang berasosiasi dengan timah plaser. Cadangan terbesarnya ada di wilayah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, serta sebagian Kalimantan Barat.
Karena jumlahnya terbatas namun bernilai tinggi, pemerintah pun menetapkan LTJ sebagai critical mineral. Dengan begitu, pengelolaannya memerlukan kebijakan menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir, agar tetap optimal dan berkelanjutan.
Sebagai wujud komitmen, dibuatlah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2025 yang merevisi UU Minerba sebelumnya. Regulasi ini mendorong hilirisasi, riset, dan kolaborasi dengan BUMN, BUMD, swasta, serta perguruan tinggi. Dengan ketentuan tersebut, potensi LTJ diharapkan dapat memberi nilai tambah besar bagi perekonomian Indonesia.
ADVERTISEMENT
(ANB)

