Apa itu Malam Nisfu Syaban yang Diperingati Setiap Tanggal 15 di Bulan Syaban

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
15 Maret 2021 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi beribadah di malam Nisfu Syaban. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi beribadah di malam Nisfu Syaban. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari ini, Senin (15/3) umat Islam menyambut bulan Syaban, bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriah sekaligus pintu gerbang menuju Ramadhan. Bulan dalam kalender Islam bukanlah penanda waktu semata, melainkan memiliki makna dan keutamaanya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW bahkan menyebut Syaban sebagai bulan beliau. “Sesungguhnya Rajab adalah bulan Allah, Syaban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku”.
Keutamaan lainnya adalah adanya malam Nisfu Syaban yang diperingati setiap tanggal 15 di bulan tersebut. Tahun ini, malam Nisfu Syaban akan jatuh pada tanggal 28 Maret 2021 dalam kalender Masehi.
Meski hanya berlangsung satu malam, momen tersebut mempunyai berbagai keistimewaan. Umat Islam terdahulu juga telah memuliakan malam tersebut. Mengutip buku Kumpulan Artikel Sya'ban dan Ramadhan yang disusun Ammi Nur Baits (2015), Ibnu Rajab mengatakan,
“Terkait malam Nisfu Syaban, dahulu para tabi’in penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma’dan, Mak-hul, Luqman bin Amir, dan beberapa tabi’in lainnya memuliakannya dengan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu”.
ADVERTISEMENT
Sebagai persiapan untuk menyambutnya, yuk kenali dahulu apa itu malam Nisfu Syaban:

Nisfu Syaban, Malam Pembagian

Ilustrasi berdoa di dalam Masjid. Foto: REUTERS/Jorge Silva
Sebagaimana telah dijelaskan, Nisfu Syaban adalah malam mulia yang terjadi di pertengahan bulan Syaban. Mengutip buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah oleh Siti Zamratus Sa'adah, malam Nisfu Syaban memiliki sejumlah nama, salah satunya adalah Lailah al Qismah yang artinya malam pembagian.
Dalam hadist yang diriwayatkan dari Atha’ bin Yasar, Rasulullah bersabda:
“Jika datang malam Nisfu Syaban, malaikat maut menulis nama yang akan wafat dari Syaban ini sampai Syaban yang akan datang. Mungkin saja ada seorang laki-laki berbuat aniaya, kerusakan, serta menikahi banyak wanita, menanam pepohonan, sedangkan pada waktu itu juga namanya telah tertulis sebagai orang yang akan wafat. Tiada malam yang lebih baik setelah malam Lailatul Qadar kecuali malam Nisfu Syaban”.
ADVERTISEMENT

Malam Penghapus Dosa

com-Ilustrasi menjalankan ibadah Sholat Foto: Shutterstock
Nama lain dari Nisfu Syaban adalah Lailah At- Takfir atau malam penghapus dosa, sehingga di momen tersebut umat Muslim akan khusyu beribadah dan berdoa kepada Allah SWT. Salah satu dalil yang melandasinya adalah hadits dari Abu Musa Al-Asy’ari. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah melihat pada pertengahan Syaban. Maka Dia mengampuni dosa semua makhluk-Nya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan”. Hadits ini dinilai sahih oleh Imam Al-Albani.
Hadits lainnya berasal dari Aisyah radhiyallahu’anha yang mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam Nisfu Syaban, kemudian Dia mengampuni lebih dari jumlah bulu domba bani kalb”.

Nisfu Syaban, Malam Dikabulkannya Doa

Ilustrasi ibu berhijab ajarkan anak berdoa. Foto: Shutter Stock
Malam tersebut juga disebut sebagai Lailah al Ijabah yang bermakna malam dikabulkannya doa-doa. Klaim tersebut disandarkan pada hadits dari Ibnu Abbas yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
“Lima malam tidak akan ditolak doa di dalamnya. Malam Jumat, malam pertama dari bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, malam Lailatul Qadar, malam hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.” (H.R Baihaqi)
---
Nisfu Syaban merupakan malam yang penuh limpahan rahmat. Maka tidak mengherankan apabila umat Islam menghidupkan malam tersebut dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Namun sebagai Muslim yang taat, akan lebih baik jika intensitas ibadah tidak ditentukan oleh malam-malam khusus saja.
(ERA)