Konten dari Pengguna

Apa itu Manhaj Tarjih Muhammadiyah? Ini Penjelasan beserta Aspek-Aspeknya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
18 November 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi manhaj tarjih muhammadiyah. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi manhaj tarjih muhammadiyah. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar dan tertua di Indonesia. Seperti organisasi Islam pada umumnya, Muhammadiyah berpegang teguh pada manhaj sebagai pedoman hidup, yang dikenal sebagai Manhaj Tarjih Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
Manhaj Tarjih digunakan sebagai dasar untuk menghadapi berbagai masalah agama dan kehidupan. Manhaj ini berpatokan pada ajaran yang sudah ditetapkan, meskipun kondisi zaman terus berubah. Melalui pedoman ini, Muhammadiyah berupaya memberikan pemahaman yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Agar lebih paham tentang apa itu Manhaj Tarjih Muhammadiyah, simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Manhaj Tarjih Muhammadiyah

Ilustrasi manhaj tarjih muhammadiyah. Foto: Pexels
Dikutip dari jurnal berjudul Manhaj Salafiyah susunan H. Muhammadin (2013), manhaj adalah ath-thariqah atau jalan yang diikuti oleh para sahabat Rasulullah SAW dalam memahami ajaran agama Islam. Sederhananya, manhaj bisa diartikan sebagai metode.
Sementara itu, Tarjih dalam Muhammadiyah berarti kegiatan ijtihad. Istilah "tarjih" awalnya berasal dari disiplin ilmu usul fikih. Seiring waktu, pengertiannya pun semakin luas. Kini, tarjih tidak hanya berarti memperkuat dalil atau memilih pendapat, tetapi sudah dianggap sebagai bagian dari proses ijtihad itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Bisa disimpulkan bahwa Manhaj Tarjih adalah suatu sistem yang mencakup rangkaian wawasan, sumber, pendekatan, dan metode teknis yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan ijtihad atau ketarjihan. Manhaj Tarjih menjadi metode atau pendekatan dalam pengambilan hukum yang diterapkan oleh Muhammadiyah.
Mengutip laman Lembaga Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LAIK), Manhaj Tarjih disusun dan dikembangkan berdasarkan pengalaman para ulama dalam menentukan hukum atas suatu masalah. Sebagai pedoman, Manhaj Tarjih terus berkembang dan berubah seiring dengan proses penyusunan dan pengembangannya.

Aspek dalam Manhaj Tarjih Muhammadiyah

Ilustrasi manhaj tarjih muhammadiyah. Foto: Pexels
Menukil laman Muhammadiyah Jawa Tengah, Manhaj Tarjih Muhammadiyah merupakan pendekatan untuk memahami dan mengembangkan ajaran Islam. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada penafsiran teks agama, tetapi juga pada prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan hukum.
ADVERTISEMENT
Beberapa aspek penting yang membentuk Manhaj Tarjih meliputi wawasan tentang pemahaman agama, pembaruan (tajdid), toleransi, keterbukaan, dan prinsip wasathiyah. Berikut ini masing-masing penjelasannya:

1. Wawasan Paham Agama

Manhaj Tarjih Muhammadiyah mencakup pemahaman agama yang terbuka, moderat, dan tidak terikat pada mazhab tertentu. Agama dipandang sebagai pedoman hidup yang menuntun umat untuk mencapai kebaikan di dunia dan akhirat, yang mengacu pada Al-Qur'an, sunnah, dan pemikiran ulama, termasuk Ibn 'Asyur.

2. Wawasan Tajdid

Wawasan tajdid menekankan pada pembaruan sosial dan keagamaan yang sesuai dengan Al-Qur'an dan sunnah. Pembaruan ini mencakup pemurnian ibadah dan akidah sesuai sunnah, serta adaptasi muamalat duniawiyah untuk memenuhi tuntutan zaman, seperti menggunakan hisab untuk menentukan awal bulan dan memberikan hak bagi perempuan untuk menjadi pemimpin.
ADVERTISEMENT

3. Wawasan Toleransi

Wawasan toleransi mengajarkan bahwa keputusan Tarjih bersifat terbuka terhadap pandangan lain dan tidak mengklaim kebenaran secara mutlak. Muhammadiyah menganggap keputusan Tarjih sebagai hasil terbaik pada saat itu dan siap menerima masukan dengan argumen yang lebih kuat.

4. Wawasan Keterbukaan

Wawasan keterbukaan menekankan bahwa setiap keputusan dapat dikritik dan diperbaiki dengan dalil yang lebih kuat. Muhammadiyah tidak terikat pada mazhab tertentu dan menggunakan ijtihad untuk mencari keputusan yang sesuai dengan prinsip Al-Qur'an dan Sunnah.

5. Wawasan Wasathiyah

Wawasan wasathiyah menekankan sikap moderat dan seimbang, sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur'an dan contoh Nabi Muhammad. Prinsip ini menolak ekstremisme dan mendorong kesederhanaan serta keseimbangan dalam kehidupan, baik dalam aspek sosial maupun ijtihad.
ADVERTISEMENT
(RK)