Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Apa Itu Mani? Begini Hukum dan Cara Menyucikannya dalam Islam
29 Oktober 2021 10:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Secara biologis, manusia memiliki organ reproduksi yang digunakan sebagai alat untuk memperbanyak keturunan. Organ reproduksi pada wanita disebut vagina, sedangkan pada pria disebut penis.
ADVERTISEMENT
Sebagian ulama mengatakan mani adalah najis. Namun, sebagian yang lain mengatakan mani adalah suci. Perbedaan pendapat ini memicu pertanyaan di kalangan masyarakat tentang apa itu mani dan bagaimana hukumnya dalam Islam ? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.
Pengertian Mani dan Hukumnya dalam Islam
Mengutip Buku Induk Fikih Islam Nusantara oleh KH. Imaduddin, mani adalah cairan yang keluar dari penis bersamaan dengan syahwat tinggi disertai dengan rasa nikmat dan lemas. Mengenai hukumnya, ulama masih berbeda pendapat dalam menyikapinya.
Dalam buku Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid: Jilid I karya Ibnu Rusyd (2010) disebutkan, Imam Malik dan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa mani adalah najis. Sedangkan Imam Asy-Syafi’i, Imam Ahmad, dan Dawud berpendapat mani itu suci.
ADVERTISEMENT
Laki-laki baligh yang mengeluarkan mani dianjurkan untuk segera bersuci. Adapun cara menyucikannya adalah dengan mandi wajib. Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW berkata:
“Tentang mani, wadi, dan madzi. Adapun mengenai mani, maka diwajibkan mandi karenanya. Sedangkan mengenai madzi dan wadi, maka cukup dengan membersihkannya secara sempurna.” (HR. Al-Atsram dan Baihaqi)
Selain itu, ia juga disunnahkan untuk membersihkannya apabila basah dan menggaruknya jika kering. Aisyah r.a pernah mengatakan:
“Aku selalu menggaruk mani dari pakaian Rasulullah apabila dalam keadaan kering dan mencucinya apabila dalam keadaan basah” (HR. Daruquthni, Abu Awanah, dan Al-Bazzar).
Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas ra bercerita bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai mani yang mengenai pakaian. Beliau menjawab, "Mani itu sama dengan ingus dan ludah. Kamu cukup membersihkannya dengan kain, atau dengan mengeriknya”.
ADVERTISEMENT
Secara tidak langsung, hadits tersebut menunjukan keutamaan membersihkan air mani. Sebab, air mani bisa menyebabkan tidak sahnya ibadah seseorang. Namun, perlu diketahui bahwa mani berbeda dengan wadhi dan madzi.
Wadhi adalah cairan kental yang keluar setelah buang air kecil atau saat buang air besar. Sedangkan madzi adalah cairan putih lembut yang keluar dari penis ketika lelaki mengalami rangsangan seks.
Secara umum, mani memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan madzi dan wadhi, yaitu sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
(MSD)