Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Apa Itu Nasi Cadong, Makanan untuk Narapidana di Penjara?
11 Juli 2022 11:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Hari-Hari di Sukamiskin karya Luthfi Hasan Ishaaq, dkk. (2019), nasi cadong diisi dengan lauk pauk yang beragam, mulai dari tempe dan tahu, sayur lodeh, telur, hingga daging.
Biasanya, nasi ini disajikan dalam keadaan hangat karena selalu dimasukkan ke dalam termos. Sebagai makanan khas penjara , ada tahanan yang menyukainya dan ada pula yang tidak.
Beberapa tahanan mengatakan bahwa nasi ini mirip seperti menu ketering. Sebenarnya, apa itu nasi cadong? Agar lebih tahu gambarannya, simak penjelasan berikut ini.
Nasi Cadong untuk Tahanan
Seperti disebutkan sebelumnya, nasi cadong adalah jatah konsumsi bagi napi di dalam penjara. Nasi ini dibuat dengan lauk seadanya dan rasanya tidak terlalu menggugah selera.
Awalnya, nasi cadong diciptakan sebagai pengganti beras yang langka. Nasi ini dibagikan oleh pemerintah kepada seluruh masyarakat yang terdampak kelaparan.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dalam buku Pergumulan HMI di Pulau Seribu Masjid karya Darsono Yusin (2018), pada zaman dahulu, nasi cadong dibuat dari jagung yang dicampur dengan susu dan gula. Nasi tersebut kemudian diantarkan ke desa-desa yang terdampak kelaparan.
Kini, istilah nasi cadong lebih sering digunakan dalam penjara. Nasi cadong di sana terbuat dari nasi putih yang dilengkapi dengan lauk pauk sederhana.
Menurut beberapa sumber, porsi nasi cadong cenderung lebih sedikit dan tidak mengenyangkan. Tekstur nasinya juga sangat pera karena terbuat dari beras bermutu rendah.
Para tahanan mendapatkan jatah nasi cadong sebanyak tiga kali sehari, yakni pada pagi, siang, dan sore. Biasanya, lauk yang diberikan beragam, mulai dari tempe, tahu, telur, sayuran, hingga daging.
Di luar negeri, para tahanan tidak mendapat menu makanan seperti nasi cadong. Jatah makanan mereka diurus langsung oleh para tahanan yang berada di divisi Food Service.
ADVERTISEMENT
Mereka bertugas memasak dan menyajikan makanannya sendiri sembari diawasi oleh sipir penjara yang memiliki latar belakang pelayanan makanan. Bagian Food Service akan menempatkan porsi yang sama di setiap nampan dengan lauk yang sudah ditentukan.
Jika bosan dengan lauknya, para tahanan yang memiliki uang perwalian bisa membeli makan sendiri di kantin penjara. Namun, mereka harus mengonfirmasinya terlebih dahulu kepada sipir yang bertugas.
Meski penjara adalah tempat tahanan, namun fasilitas dan makanannya dibuat senyaman mungkin. Sebab, tahanan juga berhak diperlakukan selayaknya manusia.
(MSD)