Konten dari Pengguna

Apa Itu Non-Biner, Kelompok Gender yang Tidak Termasuk Perempuan dan Laki-Laki?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
21 Agustus 2022 9:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi non-biner. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi non-biner. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Secara harfiah, kata gender berasal dari bahasa Inggris “gender” yang berarti jenis kelamin. Dalam Webster’s New World Dictionary, gender diartikan sebagai “perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah lakunya”.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan pendapat tersebut, ilmu psikologi mengenal gender dalam wujud spektrum yang bervariasi. Ada kelompok yang tidak merujuk pada perempuan dan laki-laki disebut sebagai gender non-biner (non-binary).
Di Indonesia, istilah non-biner ini sebenarnya bukan lah suatu konsep yang asing. Di Sulawesi Selatan, masyarakat Bugis mengenal sosok ‘Bissu’ sebagai kaum pendeta yang tidak mendefinisikan dirinya sebagai laki-laki atau perempuan.
Bissu digambarkan sebagai kelompok non-biner yang muncul karena pengaruh adat dan tradisi. Lantas, apa itu non-biner dan bagaimana satusnya di mata masyarakat? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan dalam artikel berikut.

Pengertian Non-Biner

Non-biner adalah sebutan bagi orang yang tidak mau mengidentifikasikan gendernya secara eksklusif sebagai perempuan atau laki-laki. Ia cenderung menentukan gendernya sendiri sesuai dengan kehendaknya yang berada di luar gender biner.
Ilustrasi non-biner. Foto: pixabay
Mengutip situs Medical News Today, non-biner bukan lah seorang transgender atau waria. Identitas mereka sangat bervariasi dan tidak dikelompokkan dalam dua spektrum saja.
ADVERTISEMENT
Seorang non-biner dapat mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan dan laki-laki sekaligus (bigender), fluidgender yang fleksibel, tak bergender (agender), dan lain sebagainya. Dalam ilmu psikologi, gender non-biner dikenal juga dengan istilah genderqueer atau gender nonconforming.
Keberadaan kelompok non-biner masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. Di Indonesia, kelompok non-biner dikategorikan sebagai LGBTQ yang keberadaannya berlawanan dengan norma sosial dan budaya.
Ada beberapa fakta unik tentang kelompok non-biner yang tak banyak diketahui orang lain. Dirangkum dari situs Transequality, berikut uraiannya:
ADVERTISEMENT
Kelompok non-biner sebenarnya sudah tercatat dalam berbagai sejarah dan mitologi dunia. Namun, keberadaannya masih sangat minim dan tidak bisa merepresentasikan jumlah populasi gender yang sebenarnya.
Pada tahun 2018, sebuah penelitian jurnal Pediatrics menyatakan bahwa 3% remaja yang disurvei di Minnesota, Amerika Serikat, mengidentifikasi diri mereka sebagai non-biner. Penelitian ini lantas membuat sejumlah negara turut melegalkan keberadaan gender non-biner secara hukum.
Australia menjadi negara pertama yang mengakui gender non-biner dan memfasilitas warganya untuk mengisi kolom gender selain dari laki-laki atau perempuan. Alex McFarlane menjadi warga Australia pertama yang memanfaatkan fasilitas tersebut pada tahun 2003.
(MSD)