Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Apa Itu Playing Victim dan Tanda-tandanya?
17 Februari 2021 13:08 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Playing victim merupakan perilaku seseorang yang menimpakan kesalahan pada pihak lain, padahal bisa jadi masalah tersebut berasal dari orang itu sendiri. Mengutip dari Healthline, orang-orang selalu mengidentifikasi diri sebagai korban memiliki keyakinan bahwa orang lain menyebabkan kesengsaraan yang ia alami dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengubah situasi.
ADVERTISEMENT
Alasan mengapa seseorang bisa bertindak demikian sangat beragam, antara lain untuk mengontrol atau memengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan orang lain; membenarkan tindakan mereka; mencari perhatian; atau sebagai cara untuk mengatasi situasi tertentu.
Playing victim merupakan perilaku yang toxic, terutama jika digunakan untuk memanipulasi seseorang. George K.Simon (1996) dalam In Sheep's Clothing: Understanding and Dealing with Manipulative People menulis manipulator sering menampilkan diri sebagai korban dari suatu keadaan atau tindakan orang lain.
Tujuan dari pelaku playing victim adalah untuk mendapat belas kasihan atau simpati. Terdapat beberapa tanda seseorang yang gemar melakukan playing victim, antara lain:
Tanda-tanda Pelaku Playing Victim
Mengasihani Diri Sendiri
Seseorang yang memiliki “mentalitas korban” selalu memandang dunia ini kejam dan mereka terlalu lemah untuk dapat mengubah situasinya. Akibatnya mereka terus-menerus mengasihani diri sendiri dan membuat orang lain iba.
ADVERTISEMENT
Memanipulasi Orang Lain
Mereka menampilkan diri sebagai orang yang tidak berdaya untuk mendapatkan simpati dan dukungan. Mereka juga bisa membuat orang lain merasa bersalah atas suatu hal yang pernah diperbuat orang tersebut.
Menyalahkan Apapun Kecuali Dirinya
Orang yang suka playing victim cenderung menyalahkan faktor eksternal atas kondisi mereka yang malang. Padahal mereka masih memiliki kontrol atas diri sendiri.
Contohnya seseorang merasa hubungan asmara yang buruk di masa lalu adalah penyebab ketidakbahagiaannya. Ia tidak berusaha memperbaiki situasi dan mengontrol perasaannya agar lebih baik. Sebab mereka menganggap itu bukanlah kesalahannya. Orang lain-lah yang bertanggung jawab.
Tidak Bahagia dengan Hidupnya
Seseorang yang mempunyai mentalitas ini selalu merasa tidak pernah cukup. Mereka cenderung bersikap pesimis dan tidak dapat menghargai momen-momen bahagia yang terjadi di hidupnya.
ADVERTISEMENT
Kerap Terlibat Drama
Tidak peduli apa yang terjadi, tampaknya selalu ada seseorang yang memperlakukan mereka dengan buruk. Drama ini biasanya hanya diceritakan dari perspektif mereka sendiri, sementara orang lain berada di pihak yang sepenuhnya salah. Mereka menolak untuk bertanggung jawab dan mungkin memutarbalikkan fakta untuk keuntungannya sendiri.
(ERA)