Apa Itu Rabu Abu yang Diperingati Umat Katolik Setiap Tahun?

Ilustrasi Rabu Abu Foto: Unsplash

Hari ini, Rabu (17/2), umat Katolik di seluruh dunia memperingati Rabu Abu atau Ash Wednesday. Ini merupakan hari tanda penyesalan, perkabungan, dan pertobatan manusia.

Di sisi lain, Rabu Abu juga menjadi momen untuk merendahkan diri menuju kemenangan dan kebangkitan Kristus. Agar lebih jelasnya, berikut ulasan lengkap tentang Rabu Abu.

Apa Itu Rabu Abu?

Mengutip majalah Notredame Edisi 17 oleh Sekolah Notre Dame (2017: 25), Hari Rabu Abu merupakan tanda hari pertama dimulainya masa Pra-Paskah atau masa pertobatan. Peringatan ini dimulai 40 hari sebelum Paskah tanpa menghitung hari Minggu, atau 44 hari sebelum paskah jika menyertakan hari Minggu.

Angka 40 sendiri melambangkan lamanya perjalanan bangsa Israel di padang gurun dan perjuangan Yesus Kristus saat berpuasa selama 40 hari. Peringatan ini identik dengan ibadah dan penandaan salib menggunakan abu di dahi umat Katolik oleh imam.

Melansir Kemenag, penandaan Abu berupaya mengingatkan umat Katolik terhadap kerapuhan manusiawi. Abu juga mengingatkan lambang kefanaan manusia, di mana manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.

Pernyataan ini dapat dilihat dari Injil Kejadian 3:19 dalam Alkitab yang berbunyi:

“Ingat bahwa kamu berasal dari debu, dan kamu akan kembali menjadi debu”.

Ilustrasi Rabu Abu Foto: Pixabay

Puasa Rabu Abu

Selain beribadah dan menggunakan abu, umat Katolik juga menjalankan puasa dan berpantang. Puasa ini wajib dilakukan oleh umat Katolik yang menginjak usia 18 hingga awal 60 tahun. Puasa diartikan sebagai makan kenyang hanya satu kali dalam sehari. Bisa makan pagi, siang, atau malam.

Sementara itu berpantang akan dilakukan oleh umat Katolik yang berusia 14 tahun ke atas di hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat sampai Jumat Agung tiba. Ada banyak pantangan yang bisa dilakukan, mulai dari pantang daging, pantang garam, pantang jajan, pantang rokok, dan lainnya.

(GTT)