Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Apa Itu Tarif Trump? Ini Penjelasan dan Dampaknya
15 April 2025 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada Kamis (3/4) lalu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump merilis daftar kebijakan tarif Trump kepada negara-negara yang menjadi mitra dagangnya, termasuk Indonesia. Dalam daftar itu, Indonesia dikenakan tarif sebesar 32%.
ADVERTISEMENT
Kebijakan itu seharusnya berlaku efektif mulai Rabu (9/4) kemarin, tapi Trump menundanya hingga 90 hari ke depan. Penundaan ini diberikan ke 75 negara, termasuk Indonesia. Meski begitu, Trump tetap mengenakan tarif impor minimal sebesar 10%.
"Karena negara-negara itu tidak menyerang balik AS, saya telah mengizinkan tarif ini ditunda selama 90 hari dan penurunan besar terhadap Tarif Timbal Balik (resiprokal) selama periode ini, menjadi 10% juga berlaku segera," katanya dikutip dari akun Trump di Truth Social, Kamis (10/4).
Sebenarnya, apa itu tarif Trump? Agar lebih paham, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Tarif Trump?
Mengutip laman Al Jazeera, tarif Trump adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang dibeli dari negara lain (impor). Dengan demikian, istilah tarif Trump merujuk pada pajak yang ditetapkan Trump kepada barang impor.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, jika barang dari Indonesia dikenakan tarif sebesar 10%, maka barang seharga $10 akan dikenakan pajak tambahan sebesar $1. Alhasil, total biaya barang tersebut menjadi $11 (setara Rp 185.000).
Perusahaanlah yang harus membayar pajak tersebut pemerintah. Nah, untuk membayar pajak, perusahaan biasanya akan menaikkan harga produknya di pasaran.
Semakin tinggi pajak barang impor, semakin mahal pula harganya di pasaran. Akibatnya, bukan tak mungkin daya beli konsumen terhadap barang tersebut akan menurun.
Jika tarif Trump dinaikkan begitu tinggi, barang-barang dari luar AS, termasuk dari Indonesia, menjadi kurang diminati konsumen di sana. Sebab, harganya di pasaran terlampau tinggi akibat pajak.
Permintaan terhadap produk Indonesia yang berkurang di AS tentunya berimbas ke sektor industri dalam negeri. Apabila sektor industri melemah, sektor ekonomi nasional juga akan ikut terdampak.
ADVERTISEMENT
Sedangkan bagi AS, kenaikkan tarif ini mungkin akan menciptakan beberapa dampak positif. Salah satunya membuat masyarakat AS beralih menggunakan produk-produk lokal yang harganya mungkin lebih rendah.
Dikutip dari laman BBC, Trump memang mengatakan ingin mendorong konsumen AS agar membeli lebih banyak barang buatan Amerika. Selain itu, ia ingin memperkecil kesenjangan antara nilai barang yang dibeli AS dari negara lain (impor) dengan barang yang dijualnya kepada negara lain (ekspor).
Barang yang Dikenakan Tarif Trump
Tidak hanya pada negara, tarif Trump juga berlaku pada sejumlah barang impor. Merujuk BBC, berikut beberapa di antaranya:
1. Baja dan aluminium
Pajak impor untuk semua baja dan aluminium sebesar 25%, termasuk produk yang terbuat dari logam ini. Kebijakan mulai berlaku sejak tanggal 12 Maret.
ADVERTISEMENT
2. Mobil
Gedung Putih mengumumkan pada bulan Maret bahwa bea masuk mobil sebesar 25% dan diberlakukan mulai 2 April. Pungutan serupa juga akan dikenakan untuk suku cadang mobil, tapi baru akan berlaku pada 3 Mei mendatang.
(DEL)