Apa Itu Tirakat dan Bagaimana Praktiknya dalam Islam? Begini Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
2 Desember 2021 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tirakat. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tirakat. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, tirakat berasal dari kata thariqah yang berarti suatu jalan. Sedangkan secara istilah, tirakat adalah sebuah usaha yang dilakukan seorang Muslim dengan amalan tertentu untuk menuju jalan Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Dalam versi lain, tirakat disamakan dengan taroka yang berarti meninggalkan. Seseorang yang menjalani tirakat berarti siap meninggalkan sesuatu yang bersifat duniawi yang semata-mata untuk menggapai tujuan ukhrawi.
Tradisi tirakat telah banyak dilakukan para ulama terdahulu. Dalam praktiknya, tirakat biasa dilakukan oleh guru atau kiai kepada muridnya melalui jalur ijazah. Apa itu tirakat dan bagaimana contohnya? Simak artikel berikut untuk mengetahui jawabannya.

Tirakat dalam Islam

Mengutip buku Nasihat-Nasihat Hikmah Para Sesepuh Nusantara, tirakat adalah sebuah jalan untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki. Seorang Muslim yang menempuh jalan tirakat rela meninggalkan gemerlap dunia untuk mencapai tujuan akhirat yang kekal.
Ilustrasi ayah berdoa. Foto: Shutter Stock
Di Indonesia, tirakat sangat kental dengan nuansa budaya. Adapun contohnya yang tersebar di beberapa wilayah, antara lain patigeni, ngebleg, ngrowot, dan mutih.
ADVERTISEMENT
Jalan tirakat sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Para sahabat sering menghabiskan waktu siangnya dengan berpuasa dan malamnya untuk bermunajat kepada Allah Swt.
Mereka sedikit makan, minum, dan mengurangi jam tidurnya. Yang mereka lakukan ini tidak berbahaya, karena tidak bertentangan dengan syariat Islam atau ajaran Nabi Muhammad SAW.
Menurut Ibnu Mas'ad Masjhur dalam buku Jika Engkau Meminta Allah Pasti Memberi, pada hakikatnya, tarikat adalah sikap rela hidup susah agar dapat mengekang hawa nafsu. Sehingga, mereka yang menjalani tirakat kelak akan menjemput ridha Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Isra ayat 29:
"Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal."
ADVERTISEMENT
Ayat di atas menerangkan bahwa umat Islam dilarang untuk menuruti hawa nafsu. Jangan biarkan nafsu itu menyengsarakan dan menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
Ilustrasi tirakat di Indonesia. Foto: Shutter Stock
Tirakat tidak selalu berhubungan dengan sesuatu yang berat. Jalan ini bisa ditempuh melalui cara yang sangat sederhana, sebagaimana dilakukan oleh K.H. Arwani Amin.
Dalam usahanya untuk bisa menghafal Al-Qur'an, Kiai Arwani menjalani tirakat datang satu jam lebih awal sebelum masa setor hafalan. Dengan cara itulah, Kiai Arwani diberikan kemudahan dan berkah dalam menghafal. Terbukti, kini Kiai Arwani dapat mengembangkan pondok pesantren dan terkenal hingga seantero dunia.
Berbeda dengan Kiai Arwani, beberapa kalangan justru melakukan tirakat dengan cara yang cukup ekstrem seperti membatasi porsi makan, tidur, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, mereka juga cenderung mengacuhkan hak dan kewajiban yang diberikan kepadanya di dunia.
ADVERTISEMENT
Karena sebab itu, jalan tirakat kerap kali menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Di satu sisi ada pihak yang membolehkan, namun di sisi lain banyak juga yang menentang.
Mereka yang kontra beranggapan bahwa tirakat ekstrem bisa merusak kesehatan badan seseorang. Meski begitu, menempuh jalan tirakat tidak sepenuhnya salah.
Beberapa ulama bahkan menganjurkannya. Namun, semua keputusan harus dikembalikan lagi kepada tiap individu, mau melakukannya atau tidak.
(MSD)