Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Apa Itu Waisak, Sejarah, dan Bagaimana Perayaannya oleh Umat Buddha?
26 Mei 2021 9:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Waisak merupakan momen untuk memperingati kejadian mengenai kehidupan Siddharta Gautama sebagai pendiri agama Buddha. Kejadian tersebut terdiri dari tiga peristiwa, yakni kelahiran, penerangan, dan kematian Siddharta Gautama. Ketiganya kemudian dikenal dengan nama Tri Suci Waisak.
Untuk lebih memahami apa itu Waisak, simak sejarah dan perayaan Waisak yang dikutip dari buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti oleh Sulan dan Heru Budi Santoso (2013).
Sejarah Waisak
Pangeran Siddharta Putra Raja Sakya lahir di sebuah taman bernama Taman Lumbini. Kelahirannya disaksikan oleh para dewa dan dewi. Ia kemudian tumbuh dengan baik. Bahkan ketika bisa berjalan, di setiap langkah yang dilaluinya tumbuh bunga teratai sebagai lambang kesucian.
Setelah melakukan perjalanan untuk menyelami arti kehidupan, Siddharta kemudian bermeditasi di bawah pohon Salla dan bersumpah bahwa ia tidak akan pergi sebelum menjadi Buddha. Meskipun banyak godaan yang menghampiri, keteguhan Sang Petapa tidak tergoyahkan hingga akhirnya mencapai pencerahan dan menjadi Buddha.
ADVERTISEMENT
Menjelang kematiannya, Buddha berbaring di antara pohon Salla dengan para Bhikkhu yang mengelilinginya. Buddha berpesan kepada para Bhikhhu, “Hidup ini menderita, berusaha dengan sungguh-sungguh." Ia kemudian wafat pada bulan purnama di bulan Waisak.
Perayaan Waisak
Seperti yang telah disebutkan, Hari Raya Waisak diperingati di tanggal yang berbeda-beda antara bulan Mei-Juni, pada bulan purama setiap tahunnya.
Di Indonesia, perayaan Waisak berpusat di Candi Borobudur dan Candi Mendut. Biasanya, peringatan hari yang telah dijadikan sebagai hari libur nasional ini ditandai dengan banyaknya hiasan bendera Buddhis, janur, umbul-umbul, serta spanduk di sepanjang jalan raya.
Memperingatinya dapat dilakukan dengan kebaktian di Vihara. Misalnya dengan melakukan kegiatan sosial, kerja bakti, gotong royong, donor darah, dan membagikan sembako kepada orang yang membutuhkan. Berbagai kegiatan sosial tersebut dilakukan sebagai perwujudan bakti kepada Buddha.
ADVERTISEMENT
(ADS)