Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Apa Lawan dari Shahih? Ini Penjelasan dan Contoh Haditsnya
24 Januari 2023 9:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hadits merupakan sumber rujukan kedua yang digunakan umat Islam setelah Alquran. Rujukan ini berasal dari perkataan, perbuatan, serta ketetapan atau taqrir Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Webinar Internasional Ulama Tafsir dan Hadits di Nusantara susunan LP2M IAIN Samarinda, tidak semua hadits dapat diamalkan dan disebarkan ajarannya. Hanya hadits yang shahih saja yang diperbolehkan. Sebab, hadits tersebut diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit (kuat hafalannya).
Hadits shahih dapat dijadikan rujukan utama dalam menentukan hukum-hukum Islam untuk segala bidang kehidupan. Hal ini berkaitan dengan hukum fiqih, akidah, muamalah, dan lain-lain.
Lawan dari shahih adalah dhaif. Para ulama menjelaskan definisi hadits ini ke dalam beberapa pengertian. Seperti apa?
Hadits Dhaif dalam Islam
Secara bahasa, dhaif artinya lemah. Sebuah hadits dinilai dhaif jika tak memenuhi salah satu dari kelima syarat hadits makbul. Hadits tersebut tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh para ulama.
ADVERTISEMENT
Dr. Muhammad dalam jurnal bertajuk Hadits Palu dan Dhaif: Pengertian dan Kesan (2015) mengatakan bahwa hadits dhaif memiliki kedudukan yang lebih rendah dibandingkan hadits shahih dan hasan. Hadits tersebut dinilai tidak sempurna dari segi sifat-sifat penerimaannya.
Dengan demikian, hadits dhaif adalah hadits yang tidak memenuhi syarat hadits shahih ataupun hasan. Sehingga, umat Muslim dianjurkan untuk tidak berpedoman pada ajaran yang terkandung di dalamnya.
Namun, para ulama membolehkan umat Muslim untuk meriwayatkan hadits dhaif dengan dua syarat, yaitu tidak berkaitan dengan akidah dan sifat-sifat Allah; dan tidak menjelaskan hukum syara’ seperti halal dan haram, tetapi berkaitan dengan mau’idzah, targhib wa tarhib, kisah-kisah, dan lain-lain.
Ada kriteria tertentu yang membuat suatu hadits dikategorikan dhaif. Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam Berbasis General Education karya Enzuz Tinianus, dkk., berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT
Contoh Hadits Dhaif
Ada banyak hadits dhaif yang tersebar luas di kalangan umat Muslim. Terkadang, hadits tersebut membuat mereka keliru dalam memahami ajaran Islam yang benar.
Dirangkum dari buku Hadits Hadits Dhaif Populer terbitan Niaga Swadaya, berikut contoh hadits dhaif selengkapnya yang bisa Anda simak:
1. Hadits tentang puasa
Diriwayatkan oleh Juraisy an-Nahdy dari seorang laki-laki Bani Sulaim, Rasulullah bersabda, “Puasa itu setengahnya kesabaran dan kesucian itu setengahnya iman.”
ADVERTISEMENT
2. Hadits tentang ba’diyah maghrib
Diriwayatkan oleh Umar bin Rasyid dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang sholat 6 rakaat setelah sholat maghrib dan tidak berbicara sedikit pun di antara sholat tersebut, maka baginya sebanding dengan pahala ibadah selama 12 tahun.”
3. Hadits tentang pembagian Ramadhan
“Awal bulan Ramadhân itu adalah rahmat, tengahnya adalah maghfirah (ampunan) dan akhirnya merupakan pembebasan dari api neraka". (HR Ibnu Abi Dunya, Ibnu Asakir, Dailami dan lain-lain)
(MSD)