Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Apa Saja Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Perilaku Bullying?
1 November 2024 11:33 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut laporan yang dikutip dari artikel ilmiah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Bullying pada Remaja Awal oleh Yunita Bulu, dkk., sebanyak 10 sampai 60 persen siswa di Indonesia mengalami bullying, setidaknya sekali dalam seminggu.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan bahwa perilaku bullying pada anak dan remaja meningkat setiap tahunnya.
Mengidentifikasi apa saja faktor penyebab bullying dapat memberikan gambaran bagaimana cara untuk mengatasi dan mencegahnya.
Faktor Penyebab Bullying
Perilaku bullying memberikan dampak negatif untuk korban maupun pelaku. Dampak bullying secara fisik yakni mengalami sakit di bagian tubuh.
Sementara dampak psikologisnya yakni menurunnya kesejahteraan, penyesuaian sosial yang memburuk, emosi , hingga keinginan untuk bunuh diri.
Sebagaimana dilaporkan di atas, jumlah perilaku bullying meningkat setiap tahunnya. Lantas, apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku bullying?
ADVERTISEMENT
1. Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan
Mengutip buku Bullying: Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak oleh Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa), bullying merupakan situasi penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan seseorang atau kelompok.
Salah satu penyebab utama bullying adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang dampak negatif dari perilaku tersebut.
2. Kurangnya Toleransi
Kurangnya toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya bisa menjadi pemicu bullying. Perbedaan ini mencakup penampilan, ras, agama, kelas sosial, hingga orientasi sosial, di mana sering menjadi sasaran intimidasi dan pelecehan.
3. Kurangnya Pengawasan dan Intervensi
Faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku bullying yang selanjutnya adalah kurangnya pengawasan dan intervensi dari orang yang lebih dewasa atau yang memiliki kuasa lebih.
Setiap instansi seharusnya memiliki kebijakan yang jelas tentang bullying dan memberikan sanksi tegas pada pelaku untuk mencegah perilaku tersebut.
ADVERTISEMENT
4. Peranan Media Sosial
Perkembangan teknologi dan popularitas media sosial telah memberikan sarana baru untuk pelaku bullying.
Kemudahan membuat akun anonim serta jangkauan luas yang diberikan media sosial memungkinkan pelaku bullying melakukan tindakannya secara daring.
5. Pengaruh Lingkungan Keluarga
Kemudian, mengutip stekom.ac.id, lingkungan keluarga juga berpengaruh terhadap tindakan bullying. Keluarga memiliki peran besar dalam membentuk perilaku anak.
Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga penuh kekerasan atau kurang perhatian lebih berisiko menjadi pelaku bullying.
Kurangnya perhatian dan kasih sayang serta adanya kekerasan verbal maupun fisik di keluarga dapat membentuk karakter agresif pada anak.
6. Tekanan Sosial
Beberapa orang sering kali merasa tertekan untuk memenuhi standar sosial tertentu. Mereka yang merasa tak sesuai dengan norma yang ada sering menjadi sasaran bullying, misalnya penampilan yang berbeda hingga kemampuan akademiknya.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kasus, keinginan untuk diterima dalam kelompok tertentu dapat mendorong seseorang melakukan bullying dengan dalih syarat masuk ke dalam kelompok tersebut.
7. Kurangnya Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter cukup penting diberikan mulai dari usia dini agar anak-anak dapat membentuk moral dan etika yang baik.
Karena kurangnya pendidikan karakter yang diberikan, seperti saling menghormati, empati, dan toleransi, akhirnya memicu perilaku bullying.
Kemudian, ketika anak-anak tak diajarkan pentingnya menghargai perbedaan, mereka cenderung mudah melakukan tindakan bullying pada temannya.
8. Masalah Psikologis
Beberapa pelaku bullying dilaporkan memiliki masalah psikologis, mulai dari rendahnya rasa percaya diri, kecemburuan, hingga trauma masa lalu.
Sehingga, mereka lebih mudah melampiaskan emosi negatif pada orang lain melalui tindakan bullying.
Gangguan emosional tersebut adalah faktor pendorong kenapa orang-orang menjadi pelaku bullying sebab merupakan bentuk pelampiasan dan mekanisme pertahanan diri.
ADVERTISEMENT
9. Pernah Menjadi Korban
Orang yang pernah menjadi korban bullying cenderung akan berperilaku sama.
Hal tersebut sebagai dilakukan sebagai bentuk pelampiasan dari perilaku bullying yang diterimanya selama ini.
10. Rasa Ingin Memegang Kendali
Kemudian, faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku bullying karena pelaku ingin memegang kendali. Sehingga, pelaku tak segan untuk mengontrol dan mengendalikan orang lain.
Apabila terdapat hal-hal yang tak berjalan sesuai yang diinginkannya, mereka akan mulai mengintimidasi dengan cara melakukan bullying.
11. Pernah Melihat Kekerasan
Penyebab lain terjadinya perilaku bullying adalah pelaku yang pernah melihat orang lain melakukan kekerasan sebelumnya. Sehingga, pelaku menganggap hal tersebut wajar dan keren sehingga mengikutinya.
Dampak Bullying
Mengutip artikel ilmiah berjudul Dampak Bullying terhadap Kepribadian dan Pendidikan Seorang Anak oleh Siti Nur Elisa Lusiana dan Siful Arifin, Institut Kariman Wirayudha Sumenep, dampak bullying tak hanya diterima korban, melainkan pelaku juga.
ADVERTISEMENT
Dampak bagi pelaku bullying yaitu pelaku tak memiliki empati dalam berinteraksi terhadap sosial. Selain empatinya yang bermasalah, perilakunya pun tak normal, cenderung hiperaktif dan pro-sosial.
Pelaku juga memiliki tingkat gangguan mental lebih tinggi dibandingkan korban.
Sementara itu, dampak bullying yang diterima korban, yaitu trauma berkepanjangan, hasil akademik yang terpengaruh, terisolasi secara sosial seperti tak memiliki teman dekat, kesehatan mental yang menurun, hingga mengakibatkan depresi dan keinginan untuk bunuh diri.
Anak-anak atau remaja yang menjadi korban bullying cenderung mengalami kesulitan berpartisipasi dalam aktivitas sekolah dan membangun hubungan sosial yang sehat. Mereka sering kali merasa tidak aman dan tidak nyaman.
Tindakan bullying tak dapat dibenarkan apapun alasannya. Apalagi, tindakan tersebut dapat menimbulkan dampak besar untuk masa depan anak-anak kelak.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, diperlukan upaya untuk mengatasi tindakan bullying, seperti memberikan kasih sayang yang cukup dan menumbuhkan kepercayaan diri pada anak-anak.
(NSF)