Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Apa yang Dimaksud dengan Pendidikan Inklusif? Ini Pengertian dan Contohnya
13 Agustus 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Susilahati dalam buku Pendidikan Inklusif (2023), pendidikan inklusif adalah layanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus yang dididik bersama anak normal lainnya. Tujuan pendidikan ini untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki anak di lingkungan normal.
Umumnya, sekolah inklusif melayani anak berkebutuhan khusus secara optimal. Namun, kurikulum, sarana dan prasarana, sistem pembelajaran, serta asesmennya dimodifikasi atau disesuaikan dengan kondisi riil si anak.
Artinya, bukan siswa yang menyesuaikan sistem pembelajaran di kelas, namun pihak sekolah yang mesti menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan peserta didik. Seperti apa penerapannya?
Pendidikan Inklusif dan Contoh Penerapannya
Pendidikan inklusif berusaha mengakomodasi kebutuhan pendidikan untuk semua anak sesuai usianya. Namun, agar penerapannya sempurna, perlu dilakukan variasi dalam pendekatan, isi, struktur, dan kebijakannya.
ADVERTISEMENT
Menurut UNESCO, pendidikan inklusif adalah tanggung jawab penuh sistem pendidikan. Lewat program ini, layanan pendidikan yang setara dapat dirasakan oleh anak berkebutuhan khusus tingkat ringan, sedang, hingga berat.
Ada elemen-elemen khusus yang mesti diperhatikan dalam penerapan layanan pendidikan inklusif. Dirangkum dari buku Pendidikan Inklusif karya Norbertus Tri Suswanto, dkk., berikut masing-masing penjelasannya:
1. Welcoming School
Sekolah mesti jadi ruang yang menyenangkan, aman, dan nyaman bagi seluruh warga sekolah. Sekolah hendaknya jadi tempat belajar yang bebas dari diskriminasi.
Untuk mendapatkan predikat Welcoming School, sekolah bisa membuat peraturan yang ramah dan memperhatikan aksesibilitas dengan baik. Caranya dilakukan dengan menjaga siswa dari segala macam bahaya seperti kecelakaan, kekerasan, penculikan, dan peredaran narkoba.
2. Welcoming Teacher
Agar layanan pendidikan inklusif berjalan lancar, guru mesti memiliki kompetensi yang sesuai. Ada empat kemampuan yang wajib dimiliki, yakni berkaitan dengan kepribadian, profesional, pedagogi, dan sosial.
ADVERTISEMENT
Guru harus menunjukkan sikap ramah, lemah lembut, dan santun kepada anak didiknya. Namun, ia juga mesti memperhatikan kebutuhan siswa dan memenuhinya dengan cara yang benar. Dengan begitu, kehadiran guru sangat dinantikan oleh siswa.
Ada sederet tips yang bisa dilakukan untuk mendapatkan predikat Welcoming Teacher, yaitu:
Baca juga: 6 Contoh Pendidikan Eksklusif dan Inklusif
(MSD)
ADVERTISEMENT