Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa yang Dimaksud Jujur dalam Niat? Ini Penjelasannya Menurut Imam Ghazali
8 Februari 2022 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jujur merupakan sifat terpuji yang dianjurkan dalam Islam. Secara bahasa, jujur berasal dari kata sadaqa atau sidq yang berarti benar. Maksudnya, perilaku jujur mengedepankan kebenaran dalam niat, perkataan, dan perbuatan.
ADVERTISEMENT
Perintah berperilaku jujur sebenarnya sudah disebutkan dalam banyak dalil shahih. Salah satunya hadits dari Abdullah bin Mas’ud. Suatu ketika, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar." (HR. Bukhari dan Muslim)
Mengutip buku La Takhsya karya Badrul Munir, dkk., Imam Al-Ghazali membagi sifat jujur ke dalam tiga kategori, salah satunya adalah jujur dalam niat. Apa yang dimaksud jujur dalam niat? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.
Pengertian Jujur dalam Niat
Seorang Muslim dikatakan jujur dalam niat jika ia memiliki motivasi untuk beramal saleh. Ia melakukan semua perbuatannya semata-mata karena mengharapkan ridha Allah Swt.
Dengan kata lain, jujur dalam niat merupakan parameter ketulusan antara apa yang terlihat dan disembunyikan. Mereka yang masuk dalam kategori ini tidak lagi mementingkan penilaian manusia dan balasan pahala.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, orang yang tidak jujur dalam niat akan mengharapkan pujian dari orang lain. Ia melakukan semua amalannya untuk mendapat sanjungan, bukan ikhlas karena Allah Swt.
Orang yang berbuat demikian, pada hari kiamat akan dibongkar dan diperlihatkan isi hatinya oleh Allah Swt. Lalu, ia akan dimintai pertanggungjawabannya. Allah Swt berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 108 yang artinya:
"Mereka dapat bersembunyi dari manusia. tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan kepurusan rahasia yang tidak diridai-Nya Dan Allah Maha Meliputi ilmu-Nya terhadap apa yang mereka kerjakan."
Selain jujur dalam niat, Imam Al-Ghazali menyebutkan dua kategori sifat jujur lainnya, yakni jujur dalam perkataan dan perbuatan. Jujur dalam perkataan yaitu ketika seseorang menyampaikan berita sesuai dengan apa yang diterimanya.
Ia tidak membuat karangan cerita dengan menambahkan ataupun mengurangi detailnya. Ia mengatakan sesuatu sesuai dengan fakta kebenaran dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
ADVERTISEMENT
Sedangkan jujur dalam perbuatan yaitu ketika seseorang melaksanakan sesuatu sesuai dengan yang telah diamanatkan kepadanya. Ia tidak curang serta tidak mengambil apa yang bukan menjadi haknya.
Orang yang tidak jujur amat dibenci oleh Allah Swt. Semua amal perbuatan mereka tidak akan diterima Allah. Dalam Surat Az-zumar ayat 65, Allah Swt berfirman:
وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi."
(MSD)