Apakah Darah Nyamuk Najis? Ini Penjelasan dan Cara Menyucikannya

Apakah darah nyamuk najis, foto: Pixabay

Darah merupakan sesuatu yang termasuk kategori najis. Bagi umat Muslim, diwajibkan untuk membersihkan najis sebelum menunaikan shalat. Lalu, bagaimana dengan darah nyamuk? Apakah darah nyamuk najis dan juga wajib dibersihkan?

Mengutip buku Fiqih karya Hasbiyallah, najis terbagi menjadi tiga macam, yakni najis mukhafafah, mutawasitah, dan mughallazah. Darah termasuk dalam golongan najis mutawassitah, yakni najis yang kadarnya ringan.

Menurut Imam Maliki dalam buku Fikih Empat Mazhab Jilid 1 karya Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, darah yang dikategorikan sebagai najis adalah darah yang memancar dan keluar dari makhluk hidup. Selain itu, darah masuk kategori suci.

Apakah Darah Nyamuk Najis?

Apakah darah nyamuk najis, foto: Pixabay

Saat seekor nyamuk hinggap di salah satu anggota badan, tangan akan secara otomatis menepuk dan membunuhnya. Ada kalanya nyamuk yang ditepuk tersebut mengeluarkan darah yang menempel di badan Anda.

Menurut Imam Syafi'i dalam buku Ensiklopedia Imam Syafi'i tulisan Ahmad Nahrawi Abdussalam Al-Indunisi, bila darah nyamuknya sedikit, maka itu dianggap sebagai najis yang dimaafkan serta tetap diperbolehkan sholat.

Namun, bila darah nyamuknya banyak, maka najis tersebut tidak dapat termaafkan. Alhasil, anggota badan yang terkena darah harus disucikan terlebih dahulu.

Untuk menentukan kadar banyak atau sedikitnya darah dari najis yang dimaafkan tidak dapat dilihat oleh mata. Hal itu harus ditentukan berdasarkan adat atau kebiasaan yang berlaku di sekitarnya.

Selain darah nyamuk, ada juga darah lain yang masuk kategori najis yang dimaafkan, yakni:

Cara Menyucikan Diri dari Darah Nyamuk

Apabila darah nyamuk yang mengenai badan atau benda dalam jumlah banyak, maka darah tersebut termasuk dalam najis mutawasithah. Sehingga, Anda harus membersihkannya terlebih dahulu sebelum melakukan shalat.

Cara menyucikan diri dari najis darah nyamuk adalah dengan mencuci benda yang terkena darah hingga hilang warna, bau, dan rasanya. Jika warna najisnya sulit dihilangkan, maka itu masih dibolehkan.

(PHR)