Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apakah Gempa Megathrust Akan Terjadi di Indonesia? Ini Faktanya Menurut BMKG
22 Agustus 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG , Daryono, mengatakan bahwa gempa Megathrust Nankai memang perlu diwaspadai, namun tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Sebab, Nankai tidak akan berdampak langsung pada lempeng tektonik di Indonesia karena jaraknya yang sangat jauh.
Meski begitu, Indonesia tetap harus pasang kuda-kuda. Sebab, segmen Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai Suberut (M8,9) tinggal menunggu waktu untuk menyebabkan gempa yang dahsyat.
Terhitung sudah ratusan tahun kedua segmen tersebut belum menimbulkan gempa dengan skala besar. Sebagai antisipasi, BMKG pun melakukan monitoring, processing, dan diseminasi informasi gempa dan peringatan dini tsunami sesegera mungkin.
Apakah Gempa Megathrust Akan Terjadi di Indonesia?
Sebelum membahas kemungkinan terjadinya gempa megathrust di Indonesia, penting untuk memahami definisinya terlebih dahulu. Gempa megathrust adalah gempa akibat pergeseran lempeng tektonik yang terjadi di zona megahtrust.
ADVERTISEMENT
Menurut Abner Sarlis Tindi dalam buku Sang Putra Pasifik Mengejar Mimpi, zona megathrust didefinisikan sebagai bagian dangkal di suatu jalur subduksi. Bagian tersebut mempunyai sudut tukik yang cukup landai.
Di Indonesia , ada dua zona megathrust yang berpotensi menyebabkan gempa atau guncangan dahsyat, yakni Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai Suberut (M8,9). Keduanya masih dalam pantauan BMKG sampai saat ini.
Megathrust Mentawai Suberut (M8,9) berlokasi di pantai barat Pulau Sumatera, sementara Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) terletak di selatan Pulau Jawa dan Bali. Terhitung sudah ratusan tahun kedua zona tersebut tidak pernah menimbulkan gempa besar. Itu kenapa masyarakat Indonesia diimbau untuk tetap waspada.
Gempa Megathrust Nankai yang terjadi di Jepang beberapa minggu lalu berpotensi mendatangkan gempa susulan lainnya yang skalanya lebih besar. Gempa tersebut juga mungkin bisa memicu terjadinya tsunami di sejumlah wilayah.
Meski begitu, kemungkinan gempa Megathrust berdampak pada lempeng tektonik Indonensia sangatlah kecil. Jadi, BMKG hanya perlu melakukan langkah antisipasi dan pemantauan terhadap aktivitas gempa di negara Sakura tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat ini, gempa di Jepang tengah dipantau secara real time oleh pemerintah setempat. Mereka juga melakukan analisis terkait potensi gempa, skema pertolongan, skenario evakuasi, dan lain-lain.
Daryono menegaskan bahwa timnya bisa memodelkan tsunami yang bakal terjadi nantinya. Bahkan, dampaknya pun dapat diukur melalui sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).
Lewat sistem tersebut, BMKG akan menyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan tsunami dini kepada masyarakat Indonesia. Informasi tersebut akan diprioritaskan kepada warga yang tinggal di wilayah Indonesia bagian utara.
(MSD)