Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apakah Kucing Masuk Surga? Ini Penjelasannya Menurut Islam
25 Juli 2022 8:32 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 18 Maret 2023 17:04 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam Islam , umat Muslim diajarkan untuk memperlakukan hewan dengan baik, kecuali yang mengganggu dan membahayakan manusia. Salah satu hewan istimewa yang wajib diperlakukan dengan baik adalah kucing.
ADVERTISEMENT
Kucing merupakan hewan peliharaan kesayangan Nabi Muhammad SAW. Semasa hidupnya, Rasulullah SAW diketahui mempunyai seekor kucing yang diberi nama Muezza.
Rasulullah begitu menyayangi kucingnya tersebut. Beliau menganjurkan umat Muslim untuk memperlakukan kucing mereka sebagai anggota keluarga dan merawatnya dengan baik.
Kucing juga merupakan salah satu hewan yang suci. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Malik, Rasulullah pernah bersabda yang artinya:
"Badan, keringat, sisa makanan, serta air liur kucing adalah suci. Air liurnya bahkan bersifat membersihkan. Hidupnya lebih bersih dari manusia." (HR. Malik)
Islam memberikan tempat khusus bagi kucing sebagai makhluk yang harus disayangi dan dihormati. Sebagai salah satu hewan yang suci dan disayangi Rasulullah, apakah kucing masuk surga setelah meninggal?
ADVERTISEMENT
Apakah Kucing Masuk Surga?
Berdasarkan dalil-dalil yang sudah ada, kucing merupakan binatang yang tidak akan masuk surga ataupun neraka. Namun, mereka tetap akan dikumpulkan di hari kiamat. Dalam Alquran surat Al-An'am ayat 38, Allah SWT berfirman yang artinya:
"Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan."
Ibnu Abbas dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan hadis tersebut bahwa semua makhluk akan dibangkitkan dan dikumpulkan di hari kiamat, bahkan jika sekalipun itu lalat. Sama seperti manusia, semua binatang akan dikumpulkan untuk dikisas, yaitu dilakukan pembalasan (memberi hukuman yang setimpal) atas perbuatan mereka. Sebagaimana diterangkan dalam hadis riwayat Imam Ahmad yang artinya:
ADVERTISEMENT
"Sungguh semua hak akan dikembalikan kepada pemiliknya di hari kiamat, sampai diqishas dari kambing yang tidak punya tanduk, kepada kambing bertanduk (yang pernah menanduk)." (HR. Ahmad)
Setelah melalui kisas tersebut, binatang-binatang akan diubah menjadi debu. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam riwayat hadis berikut:
"Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, 'Allah akan menegakkan kisas antar semua makhluk-Nya, jin, manusia, dan binatang. Pada hari itu, akan dikisas dari kambing yang tidak memiliki tanduk untuk membalas kambing bertanduk. Hingga setelah tidak tersisa lagi kezaliman apa pun yang belum terbalaskan, Allah berfirman kepada binatang, 'Jadilah tanah'. Di saat itulah, orang kafir mengatakan, 'Andai aku menjadi tanah.'" (HR. Ath-Thabari)
Hadis tersebut menerangkan bahwa binatang akan dibangkitkan oleh Allah, tapi mereka tidak akan memperoleh balasan pahala ataupun hukuman. Hal ini karena binatang tidak diciptakan dengan akal seperti manusia.
ADVERTISEMENT
(SFR)
Live Update