Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Apakah Rumput Laut Bisa Jadi Biofuel Seperti Kata Prabowo? Ini Faktanya
30 Januari 2024 11:49 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Prabowo Subianto mengatakan rumput laut dapat diubah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Konsep pengubahan yang dimaksud Calon Presiden nomor urut 2 itu dikenal dengan nama biofuel. Namun, apakah rumput laut bisa jadi biofuel?
ADVERTISEMENT
Pernyataan Prabowo tersebut disampaikan dalam acara "Dialog Capres Bersama KADIN: Menuju Indonesia Emas 2045" yang disiarkan tvOne pada 12 Januari 2024. Pemandu program menanyakan terkait komoditas ekspor yang akan dikembangkan selain minyak kelapa sawit.
"Rumput laut itu bisa kita pakai sebagai gantinya pupuk. Rumput laut bisa kita jadikan BBM," ujar Ketua Umum Gerindra tersebut. Namun, benarkah demikian? Simak faktanya di bawah ini.
Mengenal Biofuel
Mengutip buku Biofuel: Dasar, Teknologi, dan Prospek oleh Ruang Saintek, biofuel adalah salah satu alternatif sumber energi yang berasal dari bahan organik, seperti nabati dan limbah. Biofuel dinilai unggul karena memiliki harga yang lebih stabil dan potensi untuk memperbaiki kualitas lingkungan.
Biofuel menjadi perhatian banyak peneliti dan pejabat pemerintahan karena bahan bakar fosil yang digunakan selama ini semakin menipis. Oleh karena itu, pengembangan teknologi untuk meningkatkan produksi biofuel terus digenjot.
ADVERTISEMENT
Produksi biofuel harus menggunakan bahan baku yang mengandung minyak dan lemak. Contohnya kedelai dan biji bunga matahari yang diubah menjadi bahan bakar kendaraan, atau ampas tebu dan hasil potongan kayu yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Mengutip buku Bioenergi dan Biofuel: Teori dan Terapan oleh Darwin, produsen biofuel terbesar di dunia saat ini adalah Amerika Serikat dengan total produksi sekitar 45%, disusul Brazil dan Jerman.
Di Indonesia sendiri, biofuel berupa bioetanol juga diproduksi dari bahan baku komersil, seperti gula tebu dan singkong. Bioetanol dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan bakar.
Indonesia juga memproduksi biodiesel dari minyak kelapa sawit. Biodiesel merupakan alternatif pengganti solar untuk armada dengan mesin diesel, seperti kapal, truk, dan peralatan berat lainnya.
ADVERTISEMENT
Apakah Rumput Laut Bisa Jadi Biofuel?
Mengutip situs Marine Conservation Society, rumput laut rupanya memang dapat menjadi sumber biofuel yang menjanjikan. Dibandingkan dengan bahan biofuel lain, seperti kedelai, pertumbuhan rumput laut lebih cepat, hemat tempat dan tidak memerlukan penggunaan air tawar atau penambahan pupuk.
Selain itu, mengutip bellona.org, rumput laut mengandung 85%-90% air yang artinya sangat cocok untuk metode pembuatan biofuel secara anaerobik. Dengan metode tersebut, rumput laut dapat menghasilkan biogas, yaitu biofuel untuk bahan bakar pembangkit listrik atau kendaraan yang menggunakan mesin khusus.
Tidak hanya itu, banyak spesies rumput laut yang mengandung karbohidrat dalam jumlah tinggi, dan kandungan lignin yang rendah, sehingga cocok untuk membuat bioetanol.
ADVERTISEMENT
Biofuel rumput laut juga sumber energi terbarukan yang tidak memberi kontribusi emisi tambahan terhadap lingkungan. Dengan kata lain, biofuel ini sangat ramah lingkungan.
(DEL)