Apakah Sabar Ada Batasnya? Ini Jawabannya dalam Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
19 Maret 2023 23:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sabar. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sabar. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, sabar artinya tertahan. Sedangkan secara istilah, sabar adalah sikap menahan lisan dari mengeluh, menahan hati dari marah, dan menahan anggota badan dari menampakkan kemarahan.
ADVERTISEMENT
Sabar adalah sikap yang mulia. Dijelaskan dalam buku Dekati Aja Allah Pasti Mudah susunan Muh Ramli (2017), tidak ada yang sia-sia dari sikap kesabaran karena ia akan menjadi tameng bagi kekuatan dan keteguhan jiwa.
Orang yang sabar akan menyerahkan segala urusannya pada Allah SWT. Ia ikhlas menerima ketetapan-Nya dan ridha pada takdir yang dijalaninya.
Kesabaran dapat menuntun umat Muslim menuju jalan kebahagiaan dan kesempurnaan. Apakah sabar ada batasnya? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan dalam artikel berikut.

Apakah Sabar Ada Batasnya

Ilustrasi sikap sabar. Foto: pixabay
Pada dasarnya, keutamaan sabar tidak hanya sebatas pada perintah agama yang akan diganjar pahala. Namun, ada banyak keistimewaan dan kemuliaan di dalamnya.
Sabar itu tidak ada batasnya. Mereka yang mengatakan sabar ada batasnya, secara tidak langsung berputus asa dari pertolongan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Mereka kalah dan menyerah dengan keadaan yang mungkin menjadi wasilah baginya untuk ditinggikan derajatnya di sisi Allah. Sikap ini tidak menunjukkan akhlak seorang Muslim.
Sebab sejatinya sabar diperlukan dalam berbagai situasi, mulai dari urusan sepele sampai urusan serius. Dalam keadaan emosi yang sedang terguncang atau bergejolak, sabar menjadi satu-satunya pengendali diri yang paling kuat.
Mengutip buku Sabar Itu Cinta karya Azizah Hefni (2017), dalam sebuah riwayat, Umat bin Khatab pernah berkata bahwa ia bisa merasakan kesabaran dengan sebenar-benarnya ketika musibah datang. Menurutnya, tidak ada musibah yang membuat ia putus asa dari rahmat Allah.
Bagi Umar, musibah sangatlah ringan. Sebab, ia sudah benar-benar menyelami makna dari perintah Allah tentang sabar dalam menghadapi ujian dan musibah.
ADVERTISEMENT
Umar berkata: “Setiap musibah menimpaku, pasti akan terasa ringan bagiku dalam empat hal: Pertama, untungnya musibah itu lebih besar dari yang sudah ada. Kedua, untungnya musibah yang menimpaku tidak terkait dengan urusan agamaku. Ketiga, untungnya Allah akan mengganti dengan surga atas musibah yang menimpaku ini. Dan keempat, aku masih ingat musibah paling besar dalam hidupku saat kehilangan Rasulullah SAW.”
Ilustrasi sikap sabar. Foto: pixabay
Kesabaran sudah mendarah daging dalam diri Umar. Di balik ketegasan dan watak kerasnya ternyata ia memiliki totalitas kesabaran yang mengagumkan.
Umar bin Khatab menjadi contoh nyata dari hakikat kesabaran yang tidak ada batasnya. Sekiranya sabar ada batasnya, maka Rasulullah adalah orang pertama yang akan mengeluh atas apa yan menimpanya terhadap gangguan kafir quraisy.
ADVERTISEMENT
Namun Rasulullah SAW tidak melakukan hal itu. Ia justru memberikan teladan yang bagi umat Muslim agar senantiasa bersabar dalam menghadapi berbagai macam ujian.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah pernah bersabda: “Sungguh menakjubkan perkara seorang Mukmin. Seluruh perkaanya baik baginya. Tidak ada hal seperti ini kecuali hanya pada orang mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan lantas ia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika dia ditimpa kesulitan lantas dia bersabar, maka itu baik baginya.” (HR. Muslim)
(MSD)