Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Arti ACAB dan Kode 1312, Lengkap dengan Sejarah dan Penggunaannya
8 November 2023 17:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Arti ACAB merujuk pada sebuah akronim dalam bahasa Inggris, yaitu "All Cops Are Bastards". Secara harfiah, "All Cops Are Bastards" artinya "Semua Polisi adalah Bajingan".
ADVERTISEMENT
Istilah ACAB sudah digunakan sejak lama sebagai bagian dari budaya protes atau demonstrasi di berbagai negara. Biasanya, istilah ini dijadikan slogan dalam grafiti, tato, spanduk, dan tempat-tempat umum lainnya. Lantas, apa yang dimaksud dengan ACAB?
Arti ACAB Bahasa Indonesia dan Kode 1312
Seperti yang disebutkan sebelumnya, arti ACAB adalah kepanjangan dari "All Cops Are Bastards" yang artinya "Semua Polisi adalah Bajingan".
Julukan "bajingan" di sini biasa digunakan sebagai penghinaan kasar untuk orang dengan perbuatan buruk.
Mengutip buku The Concise New Partridge Dictionary of Slang and Unconventional English oleh Tom Dalzell, istilah ACAB digunakan sebagai slogan untuk mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap perilaku polisi yang dianggap tidak etis atau kasar.
Selain menggunakan frasa lengkap "All Cops Are Bastards" atau singkatan "ACAB", dikenal juga kode numerik 1312. Kode ini dibaca sesuai dengan urutan abjad, yaitu:
ADVERTISEMENT
Jadi, kode 1312 adalah sebutan lain untuk ACAB. Kode ini sering digunakan dalam bentuk tato, grafiti, spanduk, dan lainnya sebagai bentuk "protes tersembunyi".
Sejarah ACAB dan Penggunaannya
Sebenarnya, tidak diketahui pasti tentang asal-usul ACAB. Namun, istilah ini diyakini muncul pertama kali di Inggris sekitar abad ke-20. Ada sumber yang mengaitkannya dengan aksi mogok pekerja pada 1940-an di Inggris.
Dalam buku Studying the British Crime Film yang ditulis oleh Paul Elliot, frasa "All Coppers Are Bastards” pertama kali muncul di Inggris pada 1920-an, kemudian disingkat menjadi "ACAB" oleh para pekerja yang melakukan aksi pemogokan pada 1940-an.
ADVERTISEMENT
Saat itu, singkatan ACAB digunakan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan polisi. Kondisi ekonomi yang sulit pada masa itu, termasuk pengangguran dan kelaparan, menyebabkan seringnya terjadi aksi demonstrasi. Namun, aksi para demonstran justru ditanggapi oleh polisi dengan kekerasan.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan ACAB juga menyebar ke berbagai negara Eropa lainnya. Misalnya, penduduk Prancis menerjemahkan "all cops are bastards" menjadi "tout le monde déteste la police" yang artinya "semua orang benci polisi".
Selanjutnya, ACAB mulai muncul dalam budaya pop, seperti musik dan film. Contohnya, sebuah grup musik punk, The 4-Skins, merilis lagu berjudul "ACAB" pada 1982.
Selain itu, sebuah film drama kriminal Inggris berjudul "All Coppers Are..." yang dirilis pada 1972, di mana menggunakan slogan "All Cops Are Bastards" pada filmnya.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, penggunaan ACAB mulai populer pasca reformasi tahun 1998. Slogan ini sering muncul dalam aksi-aksi demonstrasi sebagai bentuk protes terhadap tindakan polisi.
Selain ACAB, terdapat pula coretan-coretan yang secara terang-terangan menunjukkan protes dan kebencian pada polisi. Misalnya, "polisi pembunuh", "polisi jahat saudaraku kau bunuh", "gas air mata vs air mata ibu", hingga "no justice no peace".
(SFR)