Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Arti Al Wahhab dalam Asmaul Husna dan Cara Umat Muslim Meneladaninya
11 Oktober 2021 8:58 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Allah SWT memiliki 99 sifat dan nama yang didefinisikan sebagai puncak keindahan atau dikenal dengan Asmaul Husna. Mengutip buku Meneladani 99 Sifat Allah oleh Tim Al-Firdaus, dijelaskan bahwa Asmaul Husna dianggap sebagai puncak keindahan karena mengandung makna yang terpuji dan mulia.
ADVERTISEMENT
Setiap Muslim dianjurkan untuk meneladani Asmaul Husna agar dapat memperkuat iman dan juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Meneladani Asmaul Husna juga dapat dijadikan bekal untuk di akhirat nanti.
Salah satu asma Allah yang akan sangat bermanfaat jika diteladani adalah Al Wahhab. Secara bahasa, Al Wahhab berasal dari kata “wahaba” yang memiliki arti memberi sesuatu tanpa imbalan. Allah Al Wahhab artinya Allah Maha Pemberi yang menunjukan sifat murah hati Allah kepada semua makhluk hidup.
Al Wahhab bukan sekedar nama, tapi tersimpan makna dan hikmah yang dapat dipetik oleh umat Muslim untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Alangkah baiknya seorang meneladani Al Wahhab.
Apa arti Al Wahhab secara mendalam? Bagaimana cara umat Muslim meneladaninya?
ADVERTISEMENT
Arti Al Wahhab dan Cara Meneladaninya
Mengutip buku Cerita dan Makna Asmaul Husna oleh Siti Wahyuni dan Arini Nurpadilah, Allah memiliki nama Al Wahhab karena Dia memberikan apapun kepada hamba-Nya tanpa mengharapkan balasan atau imbalan dari pemberian-Nya. Tidak perlu melihat jauh dari tubuh dan akal kita, Allah memberikan itu semua secara gratis. Manusia telah menerima nikmat yang sangat banyak dari Allah SWT.
Kata Al Wahhab pertama kali disebutkan dalam Alquran surat Ali Imran ayat 8 yang artinya: “(Mereka berdoa): ......Karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau karena Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
Seorang Muslim dapat meneladani Al Wahhab dengan berbagi ke orang-orang yang membutuhkan. Ketika memberikan sesuatu kepada orang lain, jangan mengharapkan balasan dari mereka.
ADVERTISEMENT
Sebab, berbuat amal kebaikan lebih baik dan utama jika tidak mengharapkan balasan. Pemberian tersebut tak harus dalam bentuk material, bisa juga memberikan doa, dukungan emosional, maupun berbagi ilmu pengetahuan kepada orang lain.
Sifat Al Wahhab juga mengajarkan kita untuk tidak bergantung pada orang lain karena memberi itu lebih baik dari menerima. Al Wahhab merupakan sifat yang cukup komprehensif karena mendidik umat Islam untuk lebih baik dan menjadikan pribadi yang mandiri.
(ADB)