Arti Baladah dan Sifat Mustahil Rasul Lainnya dalam Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
25 Februari 2022 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi memohon kepada Allah. Foto:Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memohon kepada Allah. Foto:Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam ajaran Islam, umat Muslim mengenal Rasul yang bertugas menyampaikan wahyu yang diterima dari Allah SWT. Jumlah Rasul yang wajib diketahui umat Muslim adalah 25. Setiap Rasul memiliki dua golongan sifat, yakni sifat wajib dan sifat mustahil.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Aqidah Akhlak oleh Ahmad Kusaeri, sifat mustahil Rasul adalah sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang Rasul Allah. Sebaliknya, sifat wajib adalah sifat-sifat yang sudah pasti dimiliki oleh seorang Rasul.
Sebagai seorang Muslim, wajib hukumnya untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan para Rasul. Salah satu yang perlu dipahami adalah sifat mustahil Rasul seperti baladah.
Apa pengertian Baladah? Baladah artinya bodoh, sifat tersebut tidak mungkin dimiliki Rasul Allah yang dibekali dengan kecerdasan. Sebab, kecerdasan para Rasul bisa dilihat dari bagaimana cara dan perjuangan mereka menyampaikan ajaran-ajaran Allah kepada umatnya.
Selain baladah, ada beberapa sifat mustahil Rasul yang juga perlu diketahui. Apa saja?
Ilustrasi belajar bersama. Foto:Pixabay

Sifat Mustahil Rasul

Seperti yang dijelaskan dalam Buku Pintar Akidah Islam oleh Syeikh Ibrahim Al-Bajuri, selain baladah, Rasul Allah memiliki sifat mustahil lainnya yang wajib diketahui oleh umat Islam, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Kidzib
Rasul Allah akan memberikan suatu hal sesuai dengan apa yang terjadi kepada seluruh umatnya tanpa ada keraguan sedikit pun. Rasul tidak memiliki sifat berbohong atau yang disebut dengan kidzib. Seperti yang telah ditegaskan dalam Surat An-Najm:
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ . وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ . إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya tidak lain (Al-Qur’an) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 2-4)
2. Khianat
Mustahil bagi seorang Rasul bersifat khianat, yakni melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT seperti mengingkari janji. Rasul senantiasa menunaikan amanah yang dibebankan kepadanya dengan mengorbankan jiwa, raga, tenaga, dan pikiran. Hal ini disebutkan dalam Surat Al-An’am:
ADVERTISEMENT
اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. Al-An’am: 106)
Ilustrasi memohon. Foto:Pixabay
3. Kitman
Rasul Allah tidak memiliki sifat kitman yang artinya suka menyembunyikan sesuatu. Beliau tidak mungkin menyembunyikan sesuatu yang penting kepada para pengikutnya. Rasul selalu menyampaikan kebenaran dan wahyu apa adanya. Seperti yang telah disebutkan dalam Surat Al-An’am ayat 50:
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), aku tidak akan mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang ghaib dan aku tidak pula mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, apakah orang yang buta sama dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (QS. Al-An’am: 50)
ADVERTISEMENT
(IMR)