Arti Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur yang Menjadi Dambaan Umat Manusia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2021 13:16 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Di dalam Al Quran, terdapat banyak kisah dengan segudang hikmah yang dapat dipetik umat Muslim. Salah satunya adalah kisah Negeri Saba’, sebuah negeri di Syam yang diberi sebutan khusus oleh Allah SWT sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Kalimat itu tepatnya tertuang dalam Surat Saba’ ayat 15, Allah SWT berfirman:
ADVERTISEMENT
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
Sungguh bagi Kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Rabb) di kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan:) “Makanlah dari rizki yang dianugerahkan Tuhan kalian dan bersyukurlah kepadaNya!’. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”. (QS. Saba’: 15)
Dalam ayat tersebut baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur menjadi kalimat yang menggambarkan betapa subur dan makmurnya Negeri Saba’. Alamnya indah dan penduduknya pun selalu bersyukur atas nikmat yang mereka terima.
Namun, kejayaan dan kemakmuran Negeri Saba’ harus berakhir saat kaumnya berpaling dan meninggalkan ketaatan kepada Allah SWT. Allah lalu menurunkan azab dan menghapus kenikmatan-kenikmatan yang sebelumnya mereka terima hingga memporakporandakan negeri itu.
ADVERTISEMENT
Lalu mereka berpaling sehingga Kami mendatangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami mengganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.” (QS: Saba’: 16)
Dengan demikian, Negeri Saba yang awalnya subur dan makmur tak lagi menghasilkan tumbuhan-tumbuhan yang dapat menghidupi mereka. Perlahan, Negeri Saba’ pun runtuh dan musnah.
Disampaikannya kisah itu melalui Al Quran tentu bukan tanpa alasan. Allah ingin memperingatkan umat Muslim untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya demi menciptakan negeri yang damai, makmur, dan sejahtera.

Arti Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur

baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Foto: iStock
Kalimat baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur yang disematkan kepada Negeri Saba’ memiliki arti: “Negeri yang baik dengan Rabb (Tuhan) yang Maha Pengampun”. Kalimat tersebut seringkali digunakan untuk menggambarkan sebuah negara yang ideal. Ada banyak ahli yang menafsirkannya.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Penafsiran Baldatun Tayyibatun Wa Rabbun Gafur Surat Saba Ayat 15 Menurut Hamka pada Tafsir Al-Azhar oleh Nour Mohammed Moussa Al Fattah, Imam ath-Thabari Rahimahullah dalam Tafsir ath Thabari mengungkapkan bahwa rabbun ghafur memiliki makna “Rabb kalian adalah Rabb Yang Maha Pengampun jika kalian menaati-Nya.”
Sedangkan, makna baldatun thayyibatun disampaikan Asy-Syaukani Rahimahullah dalam tafsirnya, “Maknanya ialah: ini negeri yang baik, karena banyaknya pohon-pohon, dan bags buah-buahannya.”
Lebih lanjut, Sayyid Quthub dalam Tafsir fi Zilal Al-Qur’an menyebut bahwa baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur merupakan negeri yang mendapatkan kemakmuran di bumi dan di akhirat. Sementara ar Razi menyatakan bahwa negeri ideal adalah negara yang bebas dari penyakit, terjamin keamanannya, dan tidak terjebak dalam dunia materialistik.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan beberapa tafsir tersebut, dapat dikatakan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur merupakan kondisi negeri yang menjadi dambaan dan impian seluruh umat manusia. Negeri tersebut memiliki kriteria sebagai berikut:
(ADS)