Arti Bertemu Ular di Jalan Menurut Islam dan Primbon Jawa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
18 November 2022 11:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ular raja timur. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ular raja timur. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Islam melarang umat Muslim untuk mempercayai takhayul. Sebab, kepercayaan ini bisa dikategorikan sebagai perbuatan syirik yang memicu seseorang untuk mempersekutukan Allah dengan yang lain.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, takhayul berasal dari kata “at-tahayul” yang berarti rekaan, persangkaan, atau khayalan. Sedangkan secara istilah, takhayul adalah kepercayaan terhadap perkara ghaib yang didasarkan pada kecerdikan akal semata, bukan karena Alquran dan hadits.
Sejak dulu, takhayul dipercaya oleh masyarakat di berbagai negara, khususnya Timur Tengah. Pada zaman Persia, agama Zoroaster percaya bahwa api adalah simbol Tuhan yang baik, sedangkan angin topan sebaliknya.
Ada banyak sekali takhayul yang dipercaya oleh masyarakat Indonesia, salah satunya berkaitan dengan ular. Apa arti bertemu ular di jalan menurut Islam? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan dalam artikel berikut.

Arti Bertemu Ular di Jalan Menurut Islam

Sebenarnya, tidak ada riwayat shahih yang menyatakan tentang arti bertemu ular di jalan. Para ulama pun mengatakan bahwa situasi ini tidak ada kaitannya dengan kesialan atau keberuntungan yang dialami oleh seseorang.
Ilustrasi ular. Foto: Shutterstock
Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk tidak mempercayai mitos-mitos buruk mengenai hal tersebut. Sebab, kepercayaan terhadap mitos, takhayul, dan khufarat hanya akan membawa pelakunya pada dosa besar.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, Primbon Jawa mempercayai takhayul tentang bertemu ular di jalan. Mengutip buku Tafsir Al-Azhar karya Hamka (2018), situasi ini diartikan sebagai tanda bahaya.
Mereka percaya bahwa akan ada rintangan atau hambatan yang dialami oleh seseorang. Ini bisa berkaitan dengan pekerjaan, pendidikan, hubungan sesama manusia, masalah keluarga, dan lain-lain.
Kepercayaan yang menganggap hewan, manusia, atau tumbuhan memiliki kekuatan tertentu disebut sebagai khufarat. Tindakan ini dilarang dalam Islam karena tidak sesuai dengan ketentuan syar’i.
Jika bertemu ular di jalan, sebaiknya Anda tidak mengaitkannya dengan mitos-mitos tertentu. Anda bisa menghindar atau menjauhkannya dari jangkauan agar tidak berbahaya.
Ilustrasi ular piton Burma. Foto: Cherdchai Chaivimol/Shutterstock
Namun, jangan membunuh ular tanpa alasan syar’i. Dikutip dari buku Memilih dan Memelihara 35 Jenis Reptil dan Amfibi Paling Digemari susunan DeRIC (2012), berikut panduan menjauhkan ular dari jalan selengkapnya yang bisa Anda simak:
ADVERTISEMENT
(MSD)