Arti dan Sejarah Istilah Trigger yang Berkaitan dengan Kesehatan Mental

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
12 Mei 2022 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Orang Sedih. Foto: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Orang Sedih. Foto: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Trigger merupakan kata bahasa Inggris yang mempunyai arti pemicu”. Trigger saat ini banyak digunakan di media sosial untuk memberi sinyal apabila terdapat sesuatu yang membuat seseorang tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
Dalam laman Cambridge Dictionary dijelaskan bahwa trigger artinya merujuk pada sebuah topik, frasa, atau kata yang secara emosional dapat membuat seseorang kesal, takut atau perasaan tidak menyenangkan lainnya.
Di mana biasanya perasaan yang muncul akibat trigger dapat menghidupkan kembali pengalaman buruk atau traumatis seseorang.
Trigger yang terjadi pada penderita post-traumatic stress disorder (PTSD) akan menyebabkan kilas balik akan pengalaman yang melemahkan, reaksi emosional dan fisik yang intens, dan halusinasi. Jika keadaan tersebut memburuk, terkadang seseorang memerlukan respons medis darurat dan juga rawat inap.
Ilustrasi Orang Sedih. Foto: pixabay.com

Sejarah Munculnya Konsep Trigger

Merujuk laman Dictionary, konsep “trigger” berasal dari studi awal tentang post-traumatic stress disorder (PTSD) setelah Perang Dunia I. PTSD dapat terjadi ketika seseorang mengalami trauma, seperti pelecehan, percobaan bunuh diri, atau pemerkosaan yang sangat mengganggu kehidupan.
ADVERTISEMENT
Kemudian hal-hal yang mengingatkan seseorang pada sebuah trauma disebut dengan “trigger” atau “pemicu”. Hal ini yang kemudian menyerang pikiran dan menimbulkan perasaan sedih serta melemahkan yang dapat menimbulkan serangan panik.
Hingga pada tahun 2010, istilah “trigger warning” menjadi populer untuk memperingatkan seseorang akan topik yang sensitif dan juga untuk menghormati penyintas trauma.
Ilustrasi Media Sosial. Foto: pixabay.com

Penggunaan Trigger sebagai Bahasa Gaul di Media Sosial

Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental membuat kata “trigger” banyak digunakan di media sosial. Fenomena tersebut tentu menjadi hal positif yang terus dikembangkan agar konten-konten yang ada di media sosial tidak mengganggu orang-orang tertentu.
Berikut macam-macam penggunaan trigger sebagai bahasa gaul di media sosial yang dirangkum dari laman Urban Dictionary.
ADVERTISEMENT

1. Trigger

Trigger merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sensasi yang memicu ingatan traumatis.
Contoh kalimat: “Aduh gw ke-trigger gara-gara lihat video penganiayaan anak di Twitter.

2. Triggered

Triggered memiliki arti “terpicu”. Makna triggered sama dengan trigger.
Contoh kalimat: “I am triggered. Don’t talk about that raped case again, please.” (Saya terpicu (merasa tidak nyaman). Tolong, jangan bicarakan tentang kasus pemerkosaan itu lagi.)

3. Triggering

Triggering mempunyai arti “memicu” atau “sesuatu yang membuat seseorang terpicu”.
Contoh kalimat: “He was really triggering me with his sad story.” (Dia sangat memicu saya dengan cerita sedihnya.)

4. Trigger warning

Trigger warning merupakan istilah saat ini banyak digunakan di awal sebuah unggahan media sosial, artikel, buku, film, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Hal ini bertujuan untuk memperingatkan orang-orang yang mempunyai masalah PTSD, depresi, perilaku bunuh diri, kecanduan narkoba, atau korban pemerkosaan bahwa konten tersebut dapat memicu kilas balik traumatis.
(DND)