Konten dari Pengguna

Arti Gold, Glory, Gospel: Semboyan yang Mendorong Penjelajahan Samudera

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
31 Juli 2021 13:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 22 Mei 2023 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gold, Glory, Gospel Foto: Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gold, Glory, Gospel Foto: Pinterest
ADVERTISEMENT
Semboyan Gold, Glory, Gospel (3G) menjadi faktor yang mendorong penjelajahan samudera oleh bangsa-bangsa Eropa. Semboyan satu ini juga memicu kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara.
ADVERTISEMENT
Menurut Joko Darmawan dalam buku Sejarah Nasional: Ketika Nusantara Berbicara (2017), seruan "Gold, Glory, and the Gospel" sangat populer di kalangan bangsa Eropa, khususnya para pelaut dan pegiat bisnis.
Hal Ini bisa dilihat dalam artikel Bruce Deitrick yang bertajuk "Education Establishment Giving Their All for Gold Glory and Gospel of Progressivism". Lantas, apa arti dari Gold, Glory, Gospel? Untuk mengetahui jawabannya, simak pembahasan berikut ini.

Arti Gold, Glory, dan Gospel

Ilustrasi Gold, Glory, Gospel. Foto: Unsplash
Mengutip buku Sejarah 2 yang ditulis oleh Prawoto (2006), Gold, Glory, Gospel mengandung arti sebagai berikut:

1. Gold

Dalam bahasa Inggris, gold diartikan sebagai emas. Semboyan satu ini mengacu pada keinginan memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan mengumpulkan emas perak, bahan tambang, dan bahan berharga lainnya.
ADVERTISEMENT

2. Glory

Glory atau kejayaan didasari pada anggapan bahwa suatu negara dianggap jaya apabila negara tersebut mempunyai koloni yang luas. Istilah ini juga menjadi rangsangan mental yang mencakup rasa berjaya, rasa hebat, rasa juara, dan rasa penakluk.
Kendati demikian, tujuan kolonialisme pihak Belanda sebenarnya lebih bermotif ekonomi dibandingkan dengan bangsa-bangsa Barat lainnya. Karenanya dalam menjalankan kolonialisme, penyebaran agama (Calvinis) bukan merupakan tujuan utama bagi Belanda.

3. Gospel

Prinsip Gospel mengacu pada rangsangan spiritual untuk berdakwah menyampaikan ajaran Kristiani. Penerapan prinsip Gospel bisa dilihat dari Portugis dan Spanyol yang menyebarkan agama Katolik ketika tiba di Nusantara.
Di Indonesia sendiri, Maluku menjadi wilayah pertama yang menerima pengaruh agama Katolik. Raja Ternate yang diasingkan oleh Portugis ke Gowa pada 1535 memeluk agama Katolik dalam pengasingannya.
ADVERTISEMENT
Penyebaran agama Katolik di Maluku mengalami perkembangan yang pesat. Franciscus Xaverius, seorang rohaniawan yang menyebarkan agama Katolik dari Ordo Jesuit, bersama Ignatius de Loyola menyebarkan agama Katolik di Ambon, Ternate, dan Morotai pada 1546-1547.
Alhasil, jumlah pemeluk agama Katolik di Maluku meningkat pesat. Dari 10.000 penduduk pada 1560-an menjadi 25.000 jiwa pada 1590-an.

Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Nusantara

Ilustrasi Gold, Glory, Gospel. Foto: Pinterest
Menurut Shiva Devy dalam buku New Edition Pocket Book IPS & PKN SMP Kelas VII, VIII & IX (2017), ada beberapa hal yang melatarbelakangi kedatangan bangsa Barat ke Nusantara, di antaranya:

1. Rempah-Rempah yang Melimpah

Indonesia merupakan incaran bangsa-bangsa Barat lantaran memiliki berbagai macam hasil bumi, misalnya rempah-rempah seperti biji cokelat, karet, kayu manis, lada, cengkeh, dan kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
Sementara itu bangsa Barat tidak memiliki rempah-rempah yang melimpah di negaranya karena kondisi alam di sana tidak optimal seperti di Indonesia. Karena alasan itulah bangsa Barat akhirnya datang ke Nusantara.

2. Revolusi Industri dan Motivasi 3G

Terjadinya revolusi industri di Eropa menjadi salah satu faktor pendorong kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara. Revolusi industri sendiri perubahan menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikerjakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi tenaga mesin.
Selain itu, faktor 3G atau Gold, Glory, Gospel juga berperan besar dalam kedatangan bangsa Barat ke Indonesia.

Sejarah Gold, Glory, Gospel

Ilustrasi sejarah penjelajahan samudra. Foto: Pixabay
Setelah mengalami "masa kegelapan" atau dikenal dengan sebutan The Dark Middle Ages, bangsa-bangsa Eropa mulai bangkit dengan melakukan penjelajahan samudra.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI oleh Abdurakhman, dkk., bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra pada abad ke-15.
Munculnya era penjelajahan samudra oleh bangsa Eropa didorong untuk mencapai satu tujuan, yaitu Gold, Glory, dan Gospel.
Setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Utsmani pada tahun 1453, akses untuk mendapatkan rempah-rempah yang lebih murah di Eropa menjadi tertutup. Harga rempah-rempah pun melambung sangat tinggi di pasar Eropa.
Konstantinopel memang dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah Eropa di kawasan Laut Tengah. Dengan jatuhnya Konstantinopel, bangsa Eropa pun melakukan penjelajahan samudra ke wilayah Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah.
Penjelajahan samudra untuk mencari dan menemukan daerah penghasil rempah-rempah tersebut dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol.
ADVERTISEMENT
Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba di daerah penghasil rempah-rempah, yaitu Nusantara. Setelah Portugis, bangsa Spanyol, Belanda, dan Inggris juga berhasil sampai di Nusantara.
Penjelajahan samudra yang dilakukan bangsa Eropa tidak hanya untuk mencari rempah-rempah, tetapi dilatarbelakangi oleh tujuan Gold, Glory, dan Gospel.
Gold merupakan istilah yang diartikan sebagai tujuan bangsa-bangsa Eropa untuk memburu kekayaan dan keuntungan. Untuk memburu kekayaan, bangsa Eropa berusaha mengumpulkan emas, perak, barang tambang, serta bahan lainnya yang dianggap berharga.
Sementara itu, Glory merupakan upaya bangsa Eropa untuk mendapatkan dan menunjukkan kejayaan, superioritas, serta kekuasaan. Adapun Gospel merujuk pada istilah untuk tugas suci dalam menyebarkan agama.
Ekspedisi yang dilakukan bangsa Portugis dan Spanyol itu mencakup hampir seluruh bagian dunia, termasuk Indonesia. Seiring berjalannya waktu, semboyan "Gold, Glory, Gospel" lantas semakin populer di kalangan bangsa Eropa, terutama oleh para pelaut dan pedagang.
ADVERTISEMENT
(GTT & SFR)