Konten dari Pengguna

Arti Hadzihi dan Kata Ganti Penunjuk Lain dalam Bahasa Arab

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
27 April 2022 14:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Alquran. Foto: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Alquran. Foto: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Arab, kata penunjuk disebut dengan istilah isim isyarah. Isim isyarah terdiri atas empat kata, yakni hadzihi, hadza, tilka, dan dzalika.
ADVERTISEMENT
Setiap isim isyarah memiliki fungsi yang berbeda-beda. Salah satu hal yang digunakan untuk membedakan penggunaannya adalah posisi dari penutur kata.
Mengutip buku Bahasa Arab Autodidak 1 Pengenalan Dasar-Dasar Bahasa Arab karangan Ustadz Rusdianto, S.Pd.I., kata hadzihi dan hadza yang memiliki arti “ini” digunakan untuk sesuatu atau objek pembicaraan yang dekat jaraknya dengan posisi penutur. Sedangkan tilka dan dzalika yang berarti “itu” digunakan apabila posisi si penutur jauh dari objek pembicaraan.
Untuk memahaminya lebih jelas, simak penjelasan lengkap mengenai arti hadzihi dan kata ganti penunjuk bahasa Arab berikut ini.
Ilustrasi Alquran. Foto: pixabay.com

Arti Hadzihi dan Kata Ganti Penunjuk Lainnya dalam Bahasa Arab

Penjelasan mengenai arti hadzihi dan kata ganti penunjuk dalam bahasa Arab berikut ini dirangkum dari buku Bahasa Arab Autodidak 1 Pengenalan Dasar-Dasar Bahasa Arab karangan Ustadz Rusdianto, S.Pd.I.
ADVERTISEMENT

1. Hadzihi (هَذِهِ)

Hadzihi (هَذِهِ) artinya “ini” dan merupakan isyarah. Hadzihi berfungsi sebagai kata penunjuk untuk kata benda (objek pembicaraan) yang tunggal, muannats, dan dekat dengan si penutur.
Contoh dalam Alquran:
وَأُتْبِعُوا۟ فِى هَٰذِهِۦ لَعْنَةً وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ
Wa utbi u fi hadzihi la’nataw wa yaumal qiyamah.
Artinya: “Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat.” (Surat Hud ayat 99)
Catatan untuk penggunaan kata hadzihi (هَذِهِ):

2. Hadza (هَذَا)

Hadza (هَذَا) merupakan isyarah yang artinya “ini”. Hadza berfungsi sebagai kata penunjuk untuk kata benda (objek pembicaraan) yang tunggal, mudzakkar, dan dekat dengan si penutur.
ADVERTISEMENT
Contoh dalam Alquran:
هَٰذَا صِرَٰطٌ مُّسْتَقِيمٌ
Hadza siratum mustaqim.
Artinya: “Inilah jalan yang lurus.” (Surat Ali Imran ayat 51)
Catatan untuk penggunaan kata hadza (هَذَا):
Ilustrasi Alquran. Foto: unsplash.com

3. Dzalika (ذَالِكَ)

Dzalika (ذَالِكَ) merupakan isim isyarah yang artinya “itu”. Dzalika mempunyai fungsi sebagai kata penunjuk untuk kata benda (objek pembicaraan) yang tunggal, mudzakkar, dan jauh dari si penutur.
Contoh dalam Alquran:
ثُمَّ عَفَوْنَا عَنكُم مِّنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Summa 'afaunā 'angkum mim ba'di dżālika la'allakum tasykurụn.
Artinya: “Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur.” (Surat Al Baqarah ayat 52)
ADVERTISEMENT
Catatan untuk penggunaan kata dzalika (ذَالِكَ):

4. Tilka (تِلْكَ)

Tilka (تِلْكَ) artinya “itu” dan merupakan isim isyarah. Tilka berfungsi sebagai kata penunjuk untuk kata benda (objek pembicaraan) yang tunggal, muannats, dan jauh dari si penutur.
تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱللَّ
Tilka ayatullah.
Artinya: “Itulah ayat-ayat Allah.” (Surat Ali Imran ayat 108)
Catatan untuk penggunaan kata tilka (تِلْكَ):
ADVERTISEMENT
(DND)