Konten dari Pengguna

Arti Iman Menurut Bahasa dan Tingkatannya dalam Ajaran Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
10 Februari 2022 9:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi iman menurut bahasa. Foto: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi iman menurut bahasa. Foto: Pexels.
ADVERTISEMENT
Iman adalah kepercayaan yang dimiliki seseorang terhadap segala hal yang berkaitan dengan agamanya. Dalam ajaran Islam, keimanan wajib dimiliki setiap umat Muslim, khususnya yang tercantum dalam Rukun Iman.
ADVERTISEMENT
Iman menurut bahasa artinya percaya atau yakin. Sedangkan secara istilah, iman artinya meyakini setulus hati dan mengucapkannya dengan lisan serta dikerjakan dengan anggota badan.
Iman kepada Allah adalah hal pertama yang harus tertanam dalam diri setiap Muslim. Baru setelah itu umat Muslim wajib menanamkan sikap iman kepada malaikat, kitab-kitab Allah, Rasul, hari akhir, serta qada dan qadar.
Mengutip buku Menyelami Makna Bacaan Shalat karangan Fajar Kurnianto, kepercayaan ini disebut sebagai rukun iman. Rukun iman dijelaskan dalam hadits yang berasal dari Umar bin Al Khattab.
Dalam hadits tersebut, dikisahkan bahwa malaikat Jibril datang dengan wujud manusia saat Rasulullah tengah bersama para sahabat. Jibril mendekati Rasulullah dan bertanya tentang iman kepada beliau.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan takdir-Nya yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)
Ilustrasi iman. Foto: Pexels.
Iman dalam hati seseorang tidak akan selalu kuat dan sewaktu-waktu bisa berubah. Mengutip buku 65 Kultum Kamtibmas oleh Syarif Hidayatullah, kondisi ini disebut dengan fluktuasi iman.
Iman bisa meningkat dengan melakukan segala perintah Allah. Namun, iman juga bisa menipis karena melakukan perbuatan maksiat yang dilarang Allah.
Dalam Alquran, fluktuasi iman dijelaskan dalam surat An Nisa ayat 137 yang berbunyi:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ثُمَّ كَفَرُوْا ثُمَّ اٰمَنُوْا ثُمَّ كَفَرُوْا ثُمَّ ازْدَادُوْا كُفْرًا لَّمْ يَكُنِ اللّٰهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيْلًاۗ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya hal itu, Islam membagi iman menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan inilah yang membedakan keimanan setiap orang. Lalu, apa saja tingkatan iman dalam Islam?

Tingkatan Iman dalam Islam

Ilustrasi tingkatan iman. Foto: Pexels.
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak untuk Madrasah Tsanawiyah kelas VII oleh H. Masan A.F, iman secara umum terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:
Ini merupakan tingkatan yang paling rendah. Pada tingkatan ini, seseorang baru mengenal sesuatu yang diimaninya. Orang dalam tingkatan ini hanya sebatas mengakui bahwa hanya Allah yang ia percaya sebagai Tuhan yang Maha Esa dan belum sepenuhnya sadar dengan seluruh kewajibannya.
Pada tingkatan ini, iman seseorang sudah lebih tinggi. Karena sesuatu yang diimaninya didasari oleh alasan-alasan tertentu. Ia juga memiliki wawasan dasar mengenai ajaran agamanya.
ADVERTISEMENT
Haqqul yaqin merupakan tingkatan iman tertinggi. Pada tingkatan ini, mereka mengimani sesuatu tidak hanya atas dasar alasan-alasan tertentu, namun diiringi dengan ketaatan dan berserah diri kepada Allah.
Selain itu, pada tingkatan ini seseorang akan memiliki keikhlasan dalam beribadah dan bertakwa kepada Allah dengan menjauhi segala larangan-Nya.
(IPT)