Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Arti Kata Ceuceu, Panggilan untuk Perempuan dalam Bahasa Sunda
8 Desember 2022 16:32 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ceuceu merupakan istilah bahasa Sunda yang biasa digunakan untuk memanggil perempuan lebih tua. Dalam bahasa Indonesia, ceuceu artinya hampir mirip dengan “kakak”.
ADVERTISEMENT
Meski termasuk panggilan umum, ceuceu sebenarnya sudah jarang dipakai dalam percakapan sehari-hari. Masyarakat Sunda lebih senang menggunakan panggilan “teteh” atau “teh” yang memiliki arti serupa.
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait arti kata ceuceu dan panggilan lain untuk perempuan dalam bahasa Sunda, simak penjelasan berikut ini.
Arti Kata Ceuceu dalam Bahasa Sunda
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Sunda karya Candra T. Munawar, ceuceu artinya panggilan untuk perempuan yang lebih tua atau sebaya. Ceuceu juga sering disingkat menjadi “eceu” atau “ceu”.
Ceuceu mempunyai arti yang hampir mirip dengan kakak perempuan. Meski begitu, panggilan ini juga dapat diberikan kepada teman baik yang seumuran untuk menunjukkan keakraban.
Panggilan ceuceu dianggap lebih loma (kasar) dan kurang sopan untuk digunakan kepada orang yang belum dikenal. Karena itu, ceuceu jarang digunakan kecuali untuk mereka yang memiliki kedekatan personal dengan si perempuan yang dipanggil.
ADVERTISEMENT
Panggilan Lain untuk Perempuan dalam Bahasa Sunda
Selain ceuceu, ada beberapa istilah lain yang digunakan untuk memanggil perempuan dalam bahasa Sunda. Dihimpun dari buku Tata Bahasa Sunda karya S. Coolsma, berikut adalah beberapa panggilan yang kerap digunakan.
1. Eneng
Eneng atau neng adalah panggilan yang awalnya ditujukan untuk adik perempuan atau anak gadis kesayangan. Seiring perkembangan zaman, panggilan ini tidak lagi mengenal batasan umur.
Eneng sudah menjadi panggilan umum untuk memanggil perempuan Sunda, baik yang lebih muda maupun lebih muda. Eneng juga digunakan tanpa memandang keakraban, sehingga siapa saja boleh dipanggil eneng meskipun tidak dekat atau tidak kenal sama sekali.
2. Teteh
Panggilan teteh atau teh digunakan untuk perempuan yang lebih tua beberapa tahun dari si pemanggil. Teteh memiliki arti yang sama dengan kakak sehingga sering dipakai untuk memanggil saudara kandung perempuan yang lebih tua.
ADVERTISEMENT
3. Nyai
Dalam budaya masyarakat Sunda, nyai digunakan untuk memanggil perempuan muda atau adik perempuan. Nyai juga lazim dipakai sebagai panggilan sayang seorang mertua kepada menantunya.
Sebelumnya, nyai adalah panggilan terhormat. Panggilan ini kemudian menjadi negatif karena mirip dengan sebutan untuk wanita pekerja seksual pada masa penjajahan Belanda, yaitu “nyai nyai”. Saat ini, masyarakat Sunda sudah jarang menggunakan nyai sebagai panggilan.
(AAA)