Konten dari Pengguna

Arti Kemaki dalam Bahasa Jawa beserta Bahaya dan Cara Menghindarinya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
10 November 2022 10:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang bersikap sombong. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang bersikap sombong. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Suku Jawa merupakan penduduk terbanyak di Indonesia, sehingga bahasa Jawa cukup mendominasi. Bahasa ini memuat banyak kosakata yang populer dan masih digunakan hingga kini, salah satunya adalah kemaki.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, kemaki artinya belagu yang merupakan sifat negatif yang ditandai dengan sikap arogan, sombong, dan mau menang sendiri. Biasanya, orang yang kemaki sangat mudah untuk merendahkan orang lain.
Sifat kemaki merupakan bagian dari karakter seseorang. Mengutip buku Mengenal Bimbingan Konseling dalam Institusi Pendidikan karya Nanik Sri Hartatik, dkk (2017), karakter tersebut dalam bahasa Jawa diartikan sebagai unggah-ungguh atau lelakon.
Kemaki dapat membawa dampak negatif pada kehidupan seseorang. Bagaimana cara menghindarinya? Simak artikel berikut untuk mengetahui penjelasannya.

Cara Menghindari Sifat Kemaki

Secara harfiah, kemaki memiliki arti yang sama dengan sikap belagu, angkuh, sombong, dan arogan. Sikap ini termasuk dalam kategori sikap negatif yang harus dihilangkan kebiasannya.
Ilustrasi sifat kemaki. Foto: pixabay
Dalam definisi lain, kemaki diartikan sebagai sikap sombong yang cenderung menonjolkan diri sendiri dibandingkan orang lain. Sifat ini membuat ia gila hormat, gemar merendahkan orang lain, dan enggan mengevaluasi diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Kebalikan dari sifat kemaki adalah rendah hati atau tawadhu. Mengutip buku Berburu Warisan Nabi Yusuf dan Nabi Sulaiman susunan Muhammad Gufron Hidayat (2015), untuk menghilangkan sikap sombong dalam diri seseorang, maka ia harus membiasakan sikap rendah hati.
Dengan sikap rendah hati, seseorang akan sadar bahwa sejatinya tidak ada alasan bagi dirinya untuk membanggakan diri. Sebab, segala hal yang ia peroleh di dunia ini hanyalah titipan dari Allah SWT.
Orang yang rendah hati memiliki beberapa ciri yang dapat dilihat secara kasat mata. Salah satunya yaitu mereka selalu berusaha membahagiakan setiap orang dengan sangat tulus.
Misalnya, seorang pemimpin yang rendah hati selalu menghargai pekerjaan bawahannya. Ia selalu memberikan apresiasi, tidak angkuh, dan tidak merasa harus dihormati.
ADVERTISEMENT
Alangkah indahnya hidup ini jika bisa saling menghormati tanpa harus membangga-banggakan diri. Untuk itu, marilah membiasakan diri bersikap rendah hati dengan cara menghargai kelebihan orang lain yang ada di sekitar.
Ilustrasi orang arogan. Foto: pixabay
Sebab, orang yang selalu bersikap rendah hati kelak akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
"Tidak akan berkurang suatu harta ka rena disodaqahkan, dan Allah tidak akan menambah bagi seorang hamba yang pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Allah, melainkan Allah angkat dera jatnya." (HR. Muslim)
Rendah hati dapat melahirkan akhlak terpuji lainnya. Sikap ini mampu menjauhkan dari dari sikap tercela yang berpotensi merusak keharmonisan masyarakat.
Wajar saja bila Allah menjanjikan surga bagi orang yang bersikap tawadhu. Allah SWT berfirman: "Itulah negeri akhirat yang Kami sediakan (hanya) untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu (hanya) bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Qashash: 83)
ADVERTISEMENT
(MSD)