Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Arti Kitman, Sifat Mustahil bagi Rasul yang Harus Dihindari
6 Oktober 2021 9:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nabi dan Rasul diciptakan sama seperti manusia biasa. Akan tetapi, mereka dianugerahi kelebihan berupa sifat terpuji yang bisa diteladani oleh umat Muslim. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Surat al-Ahzab ayat 21 berikut yang artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.”
Sebagai utusan Allah, Rasul wajib bersifat tabligh yang artinya menyampaikan. Rasul ditugaskan untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia sehingga mustahil baginya bersifat kitman. Apa arti kitman dan bagaimana contoh perbuatannya? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.
Arti Kitman Sebagai Sifat Mustahil Rasul
Mengutip buku Takdir dan Mukjizat Manusia Tertampan: Yusuf Alaihi Salam oleh Sulistiyowati Khoiru, kitman artinya menyembunyikan. Sebagai utusan Allah, mustahil Rasul menyembunyikan pengetahuan dan kebenaran yang diberikan kepada mereka. Hal ini dijelaskan dalam Q.S Al-An’am ayat 50.
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
ADVERTISEMENT
"Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan (nya)."
Dari ayat tersebut, telah jelas bahwa seorang Rasul sudah pasti memiliki sifat tabligh dan mustahil bersifat kitman. Dalam buku Menjadi Mukmin Kualitas Unggul karya Dr. Nurul H. Maarif, disebutkan bahwa Imam ar-Razi pernah menukil riwayat dari Aisyah yang menyatakan, siapa pun yang menyangka bahwa Muhammad SAW telah menyembunyikan sebagian wahyu yang diterimanya, maka sesungguhnya itu adalah sebesar-besar kebohongan pada Allah SWT (azham al- firyah ala Allah).
ADVERTISEMENT
Sebab dalam syariah, Rasulullah SAW tidak mungkin menyembunyikan apapun yang diketahui olehnya, baik itu berupa wahyu maupun risalah kenabian. Karena ia ditugaskan untuk menyampaikan apapun yang dipahaminya kepada umat manusia.
Lebih lanjut, ar-Razi menjelaskan kitman adalah tidak menjelaskan sesuatu yang sangat dibutuhkan. Menurutnya, kitman yang paling berat adalah menyembunyikan nilai-nilai ajaran yang telah diturunkan oleh Allah SWT berupa al-bayyinat dan al-huda, karena inilah yang paling dibutuhkan dalam konteks agama. Barangsiapa berbuat demikian maka ia akan mendapat laknat Allah SWT,
Oleh karena itu, hendaknya seorang Muslim meneladani sifat tabligh sebagai sifat wajib bagi Rasul. Dianjurkan baginya menyampaikan kebenaran kepada orang lain. Terkait dengan ini, beliau bersabda"
"Sampaikanlah dariku, walau hanya satu ayat." (HR. Bukhari).
ADVERTISEMENT
Begitu pentingnya tugas untuk menyampaikan kebenaran itu, sehingga Nabi Muhammad SAW memberikan pernyataan untuk menyampaikan suatu kebenaran, meskipun hanya sedikit (satu ayat). Jika di antara umat manusia sudah terbangun sikap saling menyampaikan kebenaran serta mengingatkan dalam kebaikan, maka tentramlah kehidupan dunia ini.
Mengutip buku Pendidikan Karakter FAST dan Implementasinya di Sekolah oleh Eni Setyowati, meneladani sifat tabligh dilakukan untuk menjaga kehidupan umat Muslim supaya senantiasa diliputi hal positif. Selain itu, dengan memiliki sifat tabligh, nilai-nilai ajaran Allah SWT pun selalu terjaga dalam ingatan dan perilaku nyata mereka.
(MSD)